Di Kampus IPB Dramaga Hadir Rumah Kaca Suasana Baru dengan Sentuhan Arsitektur Lanskap
Rumah kaca selalu identik dengan tanaman hortikultura seperti sayur, buah, maupun tanaman hias. Lantas, bagaimana jadinya apabila rumah kaca di-design dengan konsep arsitektur lanskap? Hal inilah yang dilakukan oleh Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian (Faperta) IPB University dengan membangun rumah kaca yang diberi nama “Indoor Garden ARL Faperta”.
Departemen Arsitektur Lanskap merenovasi ulang rumah kaca dengan konsep yang unik dan menarik. Rumah kaca tersebut memiliki tanaman yang beragam hingga 40 jenis, dengan sekitar 500-1000 tanaman yang disusun rapi.
Pada tahun 2020, kondisi rumah kaca tersebut sudah bocor dan di sekelilingnya banyak yang rusak, talangnya banyak yang bocor, oleh sebab itu perlu diperbaiki. Hal ini lantas, mendapatkan support dari Dekan Fakultas Pertanian. Renovasi dimulai sejak Desember 2020. Rumah kaca kemudian kusen-kusennya diganti, Tiang-tiangnya di cat ulang, tanamannya disusun kembali berdasarkan ketinggian dan pada komposisi warna.
“Uniknya, tanaman di Indoor Garden ARL Faperta, tidak ditanam menggunakan tanah langsung, melainkan menggunakan media sekam agar dapat digunakan mahasiswa untuk berkreasi,” terang Dr Akhmad Arifin Hadi, Ketua Departemen Arsitektur Lanskap IPB University.
Rumah kaca Indoor Garden ARL Faperta bertujuan sebagai media pembelajaran dalam menata lanskap baik pada mata kuliah ataupun kegiatan yang nantinya juga akan disusun. Latihan untuk mengkomposisikan tanaman. “Niat awalnya, renovasi ini selain untuk praktikum, kami juga ingin agar dapat digunakan pada pertemuan formal dan informal, dan apabila ada tamu yang ingin berkunjung ke departemen maka dapat disambut di sini,” tambah Dr Akhmad.
Ke depannya, Dr Akhmad menyampaikan bahwa pada Rumah Kaca Indoor Garden ARL Faperta tersebut akan dijadikan sebagai satuan unit usaha yang akan menawarkan beberapa jasa pelayanan. Apabila ada pengunjung yang suka pada tanaman yang disediakan, maka dapat dibeli dan apabila ada yang ingin melihat, serta dapat menjadi media edukasi untuk umum mengenai penataan tanaman lanskap.
Sementara itu, tantangan yang saat ini diperlukan adalah dalam perapihan managemen, terutama apabila nanti sudah jadi unit usaha sehingga membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Melalui adanya kebijakan terbaru Kampus Merdeka untuk mengeksplor kemampuan mahasiswa di berbagai bidang, mahasiswa-mahasiswa yang nanti diberdayakan di sini juga sekaligus dapat menyelesaikan beberapa satuan kredit semester (SKS)-nya” tutupnya. (SMH/RA)