Dekan FK Unsyiah Lantik 18 Dokter Spesialis Baru
Dekan Fakultas Kedokteran Unsyiah Prof. Dr. Maimun Syukri Sp.PD (K) melantik 18 orang dokter spesialis baru. Pelantikan secara daring dan luring tersebut dilaksanakan di Aula Fakultas Kedokteran Unsyiah. (Banda Aceh, 27 Oktober 2020).
Adapun 18 Dokter Spesialis tersebut terdiri dari 12 orang Spesialis Penyakit Dalam, 3 orang Spesialis Obgyn, 2 orang Spesialis Bedah, dan 1 orang Spesialis Neurologi.
Prof. Maimun dalam sambutannya mengatakan, pelantikan dokter sepesialis hari ini merupakan sebuah kebanggaan bagi civitas Fakultas Kedokteran Unsyiah. Sebab mereka turut berperan untuk membesarkan dan mengenalkan FK Unsyiah kepada masyarakat luas.
Prof. Maimun mengungkapkan, saat ini jumlah alumni Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Unsyiah angkanya sudah meningkat. Di antara 10 program studi spesialis yang saat ini Unsyiah miliki, ada 4 prodi yang sudah meluluskan mahasiswanya yaitu 52 Dokter Bedah, 16 Dokter Obgyn, dan 66 Dokter Penyakit Dalam.
“Selain itu, hari ini adalah lulusan perdana Spesialis Neurologi. Jadi sudah 135 orang alumni PPDS Unsyiah. Kedepannya, Insya Allah akan ada peningkatan yang cukup signifikan jumlah dokter spesialis dari FK Unsyiah,” ucap Prof. Maimun.
Sementara itu, Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng mengucapkan selamat kepada seluruh dokter spesialis yang baru dilantik ini. Rektor berharap, ilmu yang telah mereka dapat selama pendidikan ini bisa bermanfaat untuk menunjang kualitas kesehatan di masyarakat.
Rektor menilai, secanggih apapun alat kesehatan yang dimiliki, tidak akan berarti apa-apa jika tidak didukung dengan dokter yang berkualitas. Oleh karena itu, Rektor menekankan pentingnya profesionalitas dokter dalam melakukan tugasnya.
“Profesionalitas anda sebagai dokter adalah sangat penting dalam menyelesaikan berbagai persoalan penyakit di dunia ini. Jadi, gunakanlah ilmu itu untuk kemaslahatan dan kemanusiaan,” ucap Rektor.
Rektor mencontohkan dua negara dalam penanganan virus Covid-19. Pertama adalah Amerika yang memiliki fasilitas kesehatan yang lengkap. Namun pemimpinnya tidak menjalankan kebijakan pengendalian Covid-19 berdasarkan informasi yang akurat. Karena hanya mendengar dari staf di lingkarannya saja yang sarat kepentingan. Akibatnya, kasus corona di Amerika menjadi tidak terkontrol.
Sementara contoh lainnya adalah Vietnam, yang kualitasnya hampir sama dengan Indonesia. Negara ini mampu mengendalikan Covid-19 karena mendapatkan informasi yang akurat, serta pemimpinnya mampu bertindak dengan cara yang tepat.
Untuk itulah, Rektor mengingatkan, agar dokter spesialis yang baru ini bertindak sesuai dengan keahliannya. Apabila tidak menguasai suatu bidang, maka jangan pernah coba untuk bertindak sehingga bisa memberikan informasi yang keliru, dan akhirnya merugikan masyarakat.
“Jika anda tidak ahli terhadap sesuatu, anda jangan terjun ke situ sehingga mengakibatkan masyarakat menjadi korban,” pungas Rektor.
Pelantikan Dokter Spesialis ini dilaksanakan dengan menerapkan disiplin ketat protokol kesehatan. Hanya empat orang dokter spesialis baru yang hadir, sementara lainnya mengikuti secara daring.