close

Bantu Penerangan Warga, KKN ITS Beri Pelatihan Pemasangan Panel Surya

Foto bersama tim KKN Departemen Teknik Instrumentasi ITS dan warga Dusun Badu

Kampus ITS, ITS News — Suplai listrik yang terbatas kerap menghambat mobilitas dan mengganggu aktivitas masyarakat, terlebih saat malam hari. Berangkat dari isu ini, tim Kuliah Kerja Nyata Institut Teknologi Sepuluh Nopember (KKN ITS) berikan pelatihan terkait pemasangan panel surya sebagai sumber penerangan jalan

Dosen pembimbing tim KKN, Ir Dwi Nur Fitriyanah SST MT menjelaskan bahwa selama ini warga di Dusun Badu, Desa Wanar, Lamongan masih bergantung pada suplai listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) saja. “Kita coba bantu kenalkan dengan panel surya karena memanfaatkan sinar matahari yang tidak akan pernah habis,” tambah dosen asal Lamongan ini.

Baca Juga :  Bina Desa Sehat, FKK ITS Gelar Penyuluhan Resistensi Antibiotik

Lebih lanjut, lulusan magister Teknik Fisika ITS mengungkapkan pemasangan alat ini dilakukan di dua titik di sepanjang jalan Dusun Badu. Dua titik tersebut dipilih karena dinilai krusial bagi berjalannya mobilitas warga dusun. Dengan pemasangan panel surya pada dua area utama ini ditujukan untuk memfasilitasi aktivitas warga khususnya pada malam hari.

Foto bersama tim KKN Departemen Teknik Instrumentasi ITS dan warga Dusun Badu pada lokasi pertama pemasangan panel surya

Dalam kegiatan ini, Dwi memaparkan cara kerja dan instalasi teknologi panel surya. Teknologi ini bekerja dengan mengubah sinar matahari menjadi energi listrik. Kemudian hasil konversi tersebut disimpan ke dalam baterai dan digunakan untuk menyalakan lampu dengan sistem kontrol otomatis. “Kita juga ajarkan cara pemasangan panel surya secara langsung kepada warga setempat,” jelasnya.

Baca Juga :  Mahasiswa FEB UNSOED Raih prestasi Internasional ICEBIV 2022

Tak hanya itu, ia membagikan cara merawat panel surya yang tepat. Warga cukup membersihkan secara manual apabila panel surya sudah berdebu dan dipenuhi tanaman rambat. Apabila aki dan lampu rusak, bisa langsung diganti baru dan untuk dudukan panel, apabila keropos bisa ditambal dengan semen. “Jangka pemakaian biasanya dalam rentang dua sampai lima tahun,” ujar Dwi.

Menutup tuturannya, dosen Teknik Instrumentasi ITS ini mengungkapkan bahwa kegiatan ini menerima respon positif dari warga. Untuk ke depannya, Dwi berharap lampu tenaga surya yang telah terpasang dapat berfungsi dengan baik dan dirawat dengan baik pula oleh warga. “Kami juga akan melakukan pendampingan berkala untuk memastikan semua berjalan lancar,” tutupnya bersahaja. (HUMAS ITS)