Angkat Ide Masker Kain Grafena yang Aman, Mahasiswa Unpad Juarai Kompetisi Esai Internasional
Tiga mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran menjuarai kompetisi penulisan esai tingkat internasional yang digelar Politeknik Indonusa Surakarta bekerja sama dengan Universiti Teknologi Mara, Malaysia, Selasa (8/6) lalu.
Tiga mahasiswa tersebut, Rifky Adhia Pratama, Lintang Kumoro Sakti, dan Dea Fauziah Putri berhasil mendapat juara pertama pada kategori kesehatan. Ketiga mengajukan esai berjudul “Resolving Obscurity of the Safeness Graphene Coated Mask Utilization for Human Lungs Trhoughout Covid-19 Pandemic”.
“Esai tersebut intinya adalah bagaimana membuat masker dengan lapisan grafena itu menjadi lebih aman untuk dipakai,” ujar Rifky.
Ide masker kain dengan lapisan grafena sendiri sudah dikembangkan oleh Rifky bersama sejumlah mahasiswa FMIPA, yaitu Riska Kurniawati (Biologi), Farrel Radhysa Muhammad Zahdi (Biologi), Didi Permana (Fisika), Muhammad Naufal Ardian (Fisika) serta dibantu tiga dosen pembimbing, Dr. Diana Rakhmawaty Eddy, M.Si., Allyn Pramudya Sulaeman, MT., dan Yudha Prawira Budiman, M.Sc.
Hal ini didasarkan atas tingginya limbah yang dihasilkan oleh masker medis atau masker sekali pakai di masa pandemi. Dibutuhkan masker kain yang memiliki efektivitas yang setara dengan masker medis.
Untuk itu, penggunaan lapisan grafena pada masker kain akan memunculkan sifat super hydrophobic atau sifat yang mampu menolak air. Pada penelitian awal, Rifky dan tim menggunakan lapisan grafena dari sekam padi.
Efek super hydrophobic pada lapisan grafena akan optimal memblokir droplet maupun aerosol. Baik dari luar masker maupun jika pengguna masker merupakan penyintas Covid-19.
Meski demikian, imbauan pemerintah Kanada di awal April 2021 melarang penggunaan masker dengan lapisan grafena. Alasannya karena sangat berbahaya bagi paru-paru ketika terhirup oleh pengguna.
Menyiasati larangan tersebut, Rifky, Lintang, dan Dea menggagas inovasi untuk menyertakan proses pelapisan xerogel dari organo-silicon material. Material ini menjadi matriks yang nantinya akan merekatkan grafena secara lebih kuat ke serat-serat kain pada masker.
Berdasarkan literatur, lapisan xerogel ini bisa dibuat dari reaksi hidrolisis alkoksilan yang dikatalisis aluminium isopropoksida.
Rifky menjelaskan, masker kain berlapis grafena sejatinya memiliki beberapa keunggulan, Selain anti air, masker mampu melakukan sterilisasi secara mandiri dengan memanfaatkan sifat fototermal yang ada pada lapisan grafen, sehingga mampu menginaktivasi suatu virus.
“inovasi ini kami buat untuk memberika rasa aman kepada masyarakat dalam menggunakan masker berlapis grafena,” tambahnya.
Kompetisi bertajuk “International Essay Writing Competition and Webinar The Role of Students in Facing Work and Innovation durung Pandemic Period” ini diikuti oleh 42 tim dari Indonesia dan Timor Leste.*