Menilik Cerita Syafiq, Mahasiswa ITS yang Bertugas di NTUMUN Singapura
Muhammad Syafiq Fadli Rahman (kiri) bersama rekan-rekannya di sidang NTUMUN
Kampus ITS, ITS News – Mendapat panggilan tugas ke luar negeri merupakan sebuah kesempatan emas. Hal ini lah yang dicapai oleh Ketua Institut Teknologi Sepuluh Nopember Model United Nations Club (ITS MUN Club) Muhammad Syafiq Fadli Rahman. Ia ditugaskan menjadi Assistant Chair untuk konferensi Nanyang Technological University Model United Nations (NTUMUN) di Singapura.
Model United Nations (MUN) adalah sebuah simulasi akademik forum United Nations (UN) yang mana para siswa maupun mahasiswa berperan sebagai delegasi berbagai negara. Tujuan dari para siswa/mahasiswa di MUN adalah untuk mencoba memecahkan masalah dunia nyata dari perspektif negara yang mereka wakili.
Konferensi NTUMUN dibagi menjadi beberapa sidang yang mana masing-masing sidang tersebut berperan sebagai sebuah instansi di UN itu sendiri. Dengan demikian, masing-masing sidang tersebut membahas topik-topik yang unik seperti ekonomi, keamanan, kesetaraan gender, dan lain sebagainya.
Syafiq yang bertugas sebagai Assistant Chair mengawasi sebuah sidang yang berperan sebagai Food & Agriculture Organization (FAO). Yakni salah satu organisasi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertujuan untuk menghapus kelaparan dunia melalui kolaborasi internasional dan riset di bidang pangan. Dengan demikian, topik yang menjadi pembahasan utama adalah keamanan pangan.
Tugas utama Syafiq adalah untuk menjadi pimpinan sidang yang memoderasi jalannya sidang sesuai tata cara dan peraturan yang benar. Dengan ini, sidang diharapkan dapat berjalan secara lancar tanpa adanya konflik antara perwakilan yang terdapat di sidang tersebut.
Syafiq menambahkan, perannya tidak hanya sebatas sebagai pimpinan sidang, melainkan sebagai juri juga. Konferensi NTUMUN ini bersifat sebagai lomba, sehingga Syafiq juga bertugas untuk menilai performa masing-masing perwakilan di sidang tersebut. “Kami menilai para delegasi kira-kira apakah sudah memenuhi kriteria untuk kemenangan maupun penghargaan,” ujar Syafiq.
Tentu penugasan ini tidak akan memungkinkan tanpa persiapan yang matang terlebih dahulu. Syafiq menjelaskan, ia telah direkrut secara resmi oleh NTUMUN sejak November 2022 dan melakukan beberapa persiapan menjelang acara tersebut. Salah satu dari persiapan-persiapan tersebut adalah chair briefing & training yang diadakan secara hybrid oleh NTUMUN itu sendiri. Persiapan ini meliputi gladi bersih sidang, belajar tata cara sidang, dan sistem pengevaluasian.
Secara keseluruhan, Syafiq menganggap pengalaman tiga hari di Singapura ini sebagai suatu pengalaman yang tak ternilai. Syafiq memaparkan, untuk dapat berpartisipasi di forum bergengsi seperti NTUMUN, apalagi menjadi salah satu stafnya, merupakan suatu keistimewaan tersendiri. Ia berkesempatan untuk bertemu dengan banyak orang lain dari luar negeri.
Syafiq pulang membawa beberapa pelajaran penting baginya, salah satunya adalah ketegasan dan kesigapan dalam bekerja di situasi yang kerap berubah-ubah. Selama memoderasi, terdapat beberapa perwakilan yang kurang beretika baik sehingga situasi ruangan dapat berubah seketika. Syafiq harus sigap dalam merespon situasi tersebut. Tidak hanya itu, ia belajar budaya dan etika bekerja yang memiliki standar kedisiplinan dan ketelitian yang tinggi.
Berbekal pengalaman ini, Syafiq berharap ia dapat melanjutkan perjalanannya di MUN dengan mengikuti berbagai konferensi-konferensi MUN lainnya, baik di dalam negeri maupun luar. Ia memaparkan, beberapa konferensi MUN dalam negeri lainnya telah merekrut dirinya untuk menjadi staf di berbagai kota. “Untuk sebagai staf, aku tertarik untuk ikut London International MUN,” tuturnya. (HUMAS ITS)