close

Langkah Membangun Ekosistem Inovasi dengan DUDI, Ditjen Diktiristek Kolaborasi dengan KADIN Indonesia

Jakarta (22/12/2021) – Indonesia dapat masuk dalam kategori negara maju perlu melakukan lompatan, dimana lompatan itu adalah penguasaan dan pengembangan tehkologi. Hal tersebut disampaikan oleh Ilham Habibie, Kepala Badan Ristek – KADIN Indonesia dalam kunjungan dan silaturahmi dengan Plt.Dirjen Diktiristek Nizam di gedung Kemendikbudristek, Rabu (22/12). Ilham mengatakan bahwa inovasi teknologi menjadi sangat diperlukan saat ini, oleh karena itu komunikasi dan kolaborasi menjadi penting dalam dalam sinergi dengan Dunia Industri dan Dunia Usaha (DUDI).

“Kami punya komitmen untuk bersinergi dengan perguruan tinggi. Situasi di era disrupsi yang tidak ada kepastian ini menuntut untuk adaptif, kami siap koordinasikan lebih lanjut, karena kami melihat juga banyak sekali potensi lintas sektor yang bisa dikerja samakan. KADIN ini Hub atau jembatan penghubung, sehingga bisa melihat partner yang tepat untuk kolaborasi,” lanjut Ilham.

Dalam kesempatan tersebut, Nizam menjelaskan berbagai terobosan program kolaborasi yang tengah dioptimalkan seperti program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dan Kedaireka. “Mendikbudristek Mas Nadiem juga terus mendorong agar kolaborasi dengan industi memberikan dampak yang luas bagi dosen, mahasiswa, dan masyarakat,” jelas Nizam.

Program MBKM memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar selama kurun waktu sampai 3 semester diluar program studi, selain tentunya mahasiswa juga bisa melakukan full time research menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan. Diantara program MBKM yang bisa disinergikan dengan industri diantaranya MSIB (Magang dan Studi Independen Bersertifikat) dan Praktisi Mengajar di Kampus.

Baca Juga :  Ditjen Diktiristek Raih Dua Rekor Nasional MURI di Bidang Pendidikan dan Teknologi

Menurut Nizam, kita ini memiliki banyak resources, lebih dari 300 ribu dosen dan lebih dari 3 juta mahasiswa dari Sabang sampai Merauke. “Potensi ini harus dikelola dengan baik dan optimal bersama-sama. Saya melihat dalam dunia riset dan inovasi, seringkali hasil-hasil riset kampus sulit sekali masuk ke industri, hal ini harus dicarikan solusinya sehingga kedua belah pihak bisa saling memberikan manfaat,” tuturnya.

Nizam menjelaskan inovasi dan sinergi dengan DUDI telah dilakukan melalui platform kolaborasi perguruan tinggi dan industri yang dikenal dengan Kedaireka. Tahun 2021 ini melalui Matching Fund Kedaireka telah melahirkan lebih dari 400 program yang didanai Kemendikbudristek, hingga mengkurasi ribuan produk riset dan inovasi dari kampus yang bersinergi dengan DUDI.

Diantara inovasi terbaru misalnya di Yogyakarta telah hadir Gadjahmada Airport Transporter Electric (GATe), yang merupakan kendaraan listrik hasil karya dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM). Kendaraan ini nantinya akan digunakan sebagai alat transportasi di Bandara Internasional Yogyakarta dan Bandara Soekarno-Hatta. Mobil listrik GATe rencananya juga akan digunakan untuk mendukung presidensi G20 tahun depan. Selain itu banyak sekali produk inovasi dihasilkan dalam bidang UMKM, energi terbarukan, kelautan dan perikanan, teknologi pembelajaran, hingga penanganan stunting.

Sesuai dengan arahan Presiden RI mengenai Green Economy, Blue Economy, Artifical Intelegent, Health dan Tourism tentu program-program ini juga harus terus dikembangkan kedepan. “Hal ini merupakan upaya yang tidak terpisahkan dalam membangun open innovation serta langkah mewujudkan ekosistem inovasi,” papar Nizam.

Baca Juga :  Hilirisasi Inovasi Perguruan Tinggi Perlu Dukungan Antarsektor Pemerintah

Selaras yang disampaikan Nizam, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Paristiyanti Nurwardani menyampaikan bahwa kerjasama dengan industri harus ditingkatkan dengan optimal.

“Komunikasi harus terus dilakukan, for begining we start together dengan program-program yang terukur sesuai dengan prioritas nasional yang berdampak untuk masyarakat,” ungkap Paristiyanti.

Sementara itu, Ilham berpandangan bahwa ekosistem harus ditumbuhkan dengan baik. Salah satu yang harus dikembangkan adalah dukungan kepada inkubator-inkubator di kampus sebagai tiiktik temu misalnya melalui program pendampingan (coaching,dll).

“Selain itu, dalam hal pengembangan start-up (SU) misalnya, SU itu bukan semata-mata bisnis, tapi lebih ke sikap, bagaimana membangun daya inovasi, adaptasi, kerjasama, budaya kerja, dan melahirkan teknologi yang agile dan berguna,” pungkasnya.

Dalam acara ini pihak KADIN Indonesia, Ilham Habibie didampingi para pengurus diantaranya Merza Fachys, Teguh Anantawikrama, Anggawira, Biben A dan Nuly Nazlia. Sedangkan Plt. Dirjen Diktiristek didampingi Sekretaris Ditjen Diktiristek Paristiyanti Nurwardani, Ketua/PMO Kedaireka M.Setiawan, Achmad Aditya, Willy Sakareza, Ade Kadarisman, dan Mahir Bayasut.
(YH/DZI/FH/DH/NH/SH/MSF)

Humas Ditjen Diktiristek
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman : www.diktiristek.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Diktiristek
E-Magz Google Play : G-Magz
Tiktok : Ditjen Dikti