IPB University Raih Juara Umum Abdidaya 2021
IPB University berhasil meraih Juara Umum dalam Abdidaya 2021. Abdidaya 2021 merupakan kegiatan perdana yang diadakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI yang mengamanahkan IPB University sebagai tuan rumah. Abdidaya 2021 ini diikuti oleh 113 Perguruan tinggi di seluruh Indonesia dengan total 240 tim yang dibagi dalam 6 skema yaitu 4 skema PHP2D, 1 skema P3D, dan 1 skema Wiradesa.
Dr Alim Setiawan Slamet, selaku Ketua Pelaksana Abdidaya 2021 menyampaikan, “Untuk memperluas kesempatan Mahasiswa di dalam kegiatan pemberdayaan desa, banyak perguruan tinggi yang menyampaikan diperlukannya lebih banyak program-program fleksif kementerian.”
Sementara itu, Prof Aris Junaidi, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan – Kemendikbudristek, mengatakan bahwa sumber kekuatan kita adalah desa. Ia juga menegaskan, “Mahasiswa, dosen pendamping, perguruan tinggi, dan lembaga mitra desa adalah juara, semua adalah pejuang sejati, berpikir dan berjaya bukan hanya untuk diri sendiri tetapi untuk desa.”
Dalam program ini, IPB University dinobatkan sebagai Juara Umum melalui perolehan medali emas pada kategori support system skema Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) 1, kategori Dosen Pendamping skema PHP2D 1, kategori support system skema PHP2D 2, kategori Organisasi Mahasiswa skema PHP2D 2, dan kategori Organisasi Mahasiswa program Wira Desa. Abdidaya 2021 ini dikelompokkan dalam 4 kategori, yaitu Kategori Organisasi Mahasiswa, Kategori Dosen Pendamping, Kategori Lembaga Mitra Desa, dan Kategori Support System yang merupakan perwakilan dari masing-masing institusi.
Dr Drajat Martianto, Wakil Rektor IPB University Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan mengatakan, “Tidak ada pemenang dalam lomba ini, karena semuanya adalah pemenang, memenangkan hati masyarakat desa, memenangkan hati para mitra.”
Ia juga menyampaikan, “Perguruan tinggi tidak boleh hanya menjadi mercusuar, tetapi harus menjadi pelopor perubahan yang harus dirasakan manfaatnya.”
Dr Drajat berharap, kegiatan ini dapat menjadi inspirasi untuk mengabdi pada negeri dan semakin menumbuhkan jiwa pengabdian. Tidak hanya itu, melalui program ini juga, dapat melahirkan pemberdaya-pemberdaya muda agar dapat menjawab tantangan global. (*)