close

Mahasiswa ITS Gencarkan Alat Pelestari Rempah Nusantara Lewat Animasi

Ilustrasi poster film animasi Berkah Tanah Pertiwi, karya Tim Arutala dari ITS
Ilustrasi poster film animasi Berkah Tanah Pertiwi, karya Tim Arutala dari ITS

Kampus ITS, ITS News – Seiring perkembangan zaman, kesadaran masyarakat mengenai keberadaan rempah-rempah di Indonesia yang dari dulu dikenal sangat kaya kini mulai luntur. Untuk menumbuhkan kembali kesadaran akan hal itu, tim mahasiswa dari Desain Komunikasi Visual (DKV)Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital (FDKBD) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat animasi tentang rempah nusantara yang berjudul Berkah Tanah Pertiwi.

Zahirah Salma Nuha, Zahra Fithriyah Muna, dan Amadeus Erlangga Duta Basundoro yang tergabung dalam Tim Arutala merupakan dalang dari karya animasi tersebut. Animasi ini menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Kandis yang membuat alat Ramu Tech bersama ayahnya.

Dalam kisahnya, Kandis merasa prihatin dengan teman-temannya sebagai generasi muda yang jarang mengenal rempah. Padahal, rempah merupakan salah satu budaya di Indonesia yang harus dilestarikan. “Apalagi rempah-rempah juga dikenal dapat meningkatkan daya tahan tubuh di masa pandemi Covid-19 ini,” tutur Zahirah Salma Nuha, salah satu anggota tim.

Zahirah Salma Nuha saat menjelaskan tokoh animasi bernama Kandis (Sumber dari YouTube Arutala)
Zahirah Salma Nuha saat menjelaskan tokoh animasi bernama Kandis (Sumber dari YouTube Arutala)

Kandis, tokoh utama dalam film ini, adalah seorang anak perempuan yang cerdas dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Dalam pembuatan desain karakter Kandis, tim yang merupakan mahasiswa angkatan 2019 ini menggunakan aksen ke-Indonesia-an, contohnya dalam bando yang dikenakan Kandis.

Baca Juga :  DERU UGM Gencarkan Kampanye Pencegahan Covid-19

Menurut mahasiswa yang kerap disapa Alma ini, bando yang dikenakan tersebut terinspirasi dari batik rempah khas Ambon dan dikombinasikan dengan penggunaan teknologi masker yang canggih. Menariknya, nama Kandis sendiri juga berasal dari nama salah satu rempah di Indonesia yaitu asam kandis.

Bukan sekadar cerita lakon biasa, dalam animasi ini tercipta sebuah alat canggih bernama Ramu Tech. Alat tersebut memiliki beberapa fitur menarik, seperti halnya fitur scanning tubuh pada mata Ramu Tech, fitur hand sanitizer untuk tetap dapat menjaga protokol kesehatan, serta layar yang menampilkan hasil screening tubuh dan manfaat rempah-rempah.

Uniknya, Ramu Tech terinspirasi dari bentuk tumbuhan cengkeh dan pada alatnya terdapat aksen batik rempah. Ramu Tech juga memiliki bentuk lain berupa gantungan kunci agar semakin efisien. “Dikisahkan dalam animasi ini, bentuk gantungan kunci tersebut jika dilempar akan menjadi besar,” papar Alma.

Baca Juga :  Perolehan Medali Sementara FISU World University Games 2021, Mahasiswa Indonesia Raih Dua Medali di Cabor Wushu
Zahra Fitriyah Muna saat memaparkan tentang Alat Ramu Tech (Sumber dari Youtube Arutala)
Zahra Fitriyah Muna saat memaparkan tentang Alat Ramu Tech (Sumber dari Youtube Arutala)

Sementara itu, dalam kanal Youtube Arutala, Amadeus Erlangga Duta Basundoro selaku ketua tim menyampaikan bahwa pembuatan karya ini ditujukan untuk dapat memunculkan berbagai kreativitas dan inovasi. Harapannya, hal tersebut dapat menghadirkan kembali kejayaan rempah nusantara masa lalu pada masa sekarang dan masa yang akan datang.

Selain itu, dapat menumbuhkan kesadaran dan kebanggaan kolektif akan jati diri bangsa pada masyarakat Indonesia. “Sekaligus memperkuat kembali rajutan kebhinekaan Indonesia melalui interaksi budaya antardaerah yang telah dibangun sejak ribuan tahun lalu,” jelas mahasiswa yang disapa Deus itu.

Film animasi Berkah Tanah Pertiwi yang dibuat oleh Tim Arutala ini pun telah berhasil meraih juara keempat dalam kompetisi Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) XIV yang dihelat setiap tahun oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). “Senang dan bersyukur. Selain mendapat gelar juara, kami juga berhasil berkolaborasi dan bekerja sama meskipun tidak bertemu secara langsung,” pungkas Alma. (HUMAS ITS)