close

Mendikbudristek Ingatkan Kampus untuk Tak Takut Buka Pembelajaran Tatap Muka Terbatas

Jambi – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mendorong perguruan tinggi untuk melakukan pembelajaran tatap muka terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat. Dirinya pun mengungkapkan kegembiraannya karena melihat animo gerakan pembelajaran tatap muka terbatas yang telah dimulai oleh beberapa perguruan tinggi.

“Tidak perlu takut lagi untuk membuka fasilitas sekolah asal dengan prokes, karena itu akan mengembalikan ruhnya pendidikan yang selama ini hilang,” katanya dalam kunjungan kerja Universitas Jambi (Unja), Selasa (21/9). Dalam kunjungan kerja ini Menteri Nadiem yang didampingi oleh Plt. Dirjen Diktiristek Nizam berupaya mendengar aspirasi dan masukan-masukan dari civitas academica Unja terkait kebijakan pendidikan tinggi.

Pada kesempatan ini, Mendikbudristek juga menjelaskan terkait dengan program Kampus Merdeka yang saat ini sudah berjalan. Ia mengatakan bahwa di masa depan yang diinginkan adalah partisipasi mahasiswa dalam setiap kelasnya dan mata kuliah penuh dengan project best learning dan seminar, dimana opini dan presentasi mahasiswa yang nantinya akan diukur penilaiannya, “Kita ingin menstimulasi dunia yang membutuhkan kemampuan bernalar kritis dalam setiap ruang kelas,” tuturnya.

Baca Juga :  Kemendikbud: Industri, Profesi dan Perguruan Tinggi Tidak Boleh Jalan Sendiri-Sendiri

Menteri Nadiem juga menegaskan bahwa setiap perguruan tinggi harus memepersiapkan mahasiswanya untuk memperoleh pekerjaan, salah satunya melalui wirausaha. Ia pun mengapresiasi program-program kewirausahaan yang sudah menyebar ke berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.

“Saya juga ingin mengatakan bahwa lulusan kita ini harus disiapkan skenario bahwa ia tidak akan mendapatkan pekerjaan. Itu harus realita kita sekarang setiap tahun dua juta anak yang lulus itu ada pekerjaan baru sebesar dua juta per tahun tercipta. Jadi, rektor perguruan tinggi negeri maupun swasta harus mempersiapkan mahasiswanya untuk bisa juga menjadi wirausaha untuk mencari nafkah sendiri bukan hanya mencari pekerjaan,” tegasnya.

Tak hanya diskusi bersama Unja, beberapa stakeholder dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS) juga hadir untuk turut menyampaikan aspirasinya. Mereka memohon arahan dan juga menyampaikan keluh kesahnya terhadap kondisi dan persoalan yang dihadapi dalam pengelolaan PTS.

Baca Juga :  Unsyiah dan ITB Sepakat Lanjutkan Kerja Sama

Menjawab persoalan yang dihadapi oleh PTS, Plt. Dirjen Diktiristek menjelaskan bahwa pihaknya mendorong agar PTS melakukan konsolidasi agar dapat menjadi besar. Nizam juga menambahkan bahwa dalam kemitraan juga dapat membina teman-teman di PTS yang masih kecil atau rendah, dan antar PTS pun dapat saling berkolaborasi, dalam program Kampus Merdeka, salah satunya dengan perkawinan massal antarperguruan tinggi atau antara perguruan tinggi dengan industri.

Di akhir penjelasannya Nizam mengajak kepada PTS untuk dapat memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada di dalam Kampus Merdeka, sehingga PTS dapat menjadi besar dan terekspos secara nasional maupun internasional.

“Sangat menarik dalam pengalaman program magang bersertifikat, dimana banyak perusahaan-perusahaan besar justru mendapatkannya dari perguruan tinggi yang kecil. Ini sangat luar biasa bahwa perguruan tinggi yang semula tidak dikenal sama sekali dapat terekspos sehingga perusahaan-perusahaan besar itu menjadi tahu ada talenta disana,” tutup Nizam.

Humas Ditjen Diktiristek
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi