Program KMMI Kampus Merdeka, Unpad Buka 6 Mata Kuliah Kerja Sama dengan Industri
Universitas Padjadjaran menjadi salah satu perguruan tinggi yang membuka program Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia (KMMI) Kemendikbudristek RI. Program ini merupakan program baru yang diluncurkan guna mendukung kebijakan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka Kemendikbudristek RI.
“Melalui KMMI, mahasiswa punya kesempatan belajar di luar kampus untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang mereka dapatkan,” ujar ketua pelaksana program KMMI Unpad drg. Erli Sarilita, M.Sc., PhD, saat dihubungi via telepon, Jumat (23/7).
Berbeda dengan program implementasi Kampus Merdeka lainnya, KMMI merupakan program pendidikan pelengkap dari pembelajaran penuh yang dilakukan. Dikategorikan sebagai pelengkap, KMMI dapat digelar secara daring dan dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, yaitu 8 minggu.
Erli menjelaskan, sekalipun dikategorikan sebagai program pelengkap dan singkat, materi mata kuliah yang tersedia pada KMMI sangat beragam dan komprehensif. Program KMMI juga melibatkan langsung mitra industri sebagai pengajar, sehingga materi yang diajarkan mampu selaras dengan apa yang dilakukan di dunia kerja.
“Tujuannya bisa semakin menambah keterampilan mahasiswa mendapatkan ilmu. Tidak hanya dari perguruan tinggi tetapi dari industri,” kata Erli.
Unpad sendiri menawarkan enam mata kuliah yang sudah bekerja sama dengan mitra industri. Enam program tersebut meliputi Artificial Intelligence (bermitra dengan Huawei), Teknik Produksi Vaksin Terkini (bermitra dengan Biofarma), Marketing 4.0 Certification (bermitra dengan Markplus Institute), SDG4: Pendidikan Berkualitas (bermitra dengan UNICEF), Cleft Lip and Palate (bermitra dengan Smiletrain dan YPPCBL), serta Micro-credential: Productivity Track (bermitra dengan Microsoft).
“Total ada 1.480 mahasiswa dari seluruh Indonesia yang akan ditampung Unpad melalui KMMI,” kata Erli.
Meski bermitra dengan industri, Erli menegaskan bahwa peserta murni mengikuti pembelajaran, bukan magang atau bekerja. Peserta juga tidak sekadar diberikan teori, tetapi akan ada praktikum, tugas, hingga studi kasus.
Karena itu, Erli menilai bahwa KMMI merupakan program menarik bagi mahasiswa. Program ini juga menyediakan uang saku sebesar Rp 400 ribu bagi setiap peserta. Khusus untuk materi Marketing 4.0 Certification, peserta tidak akan mendapatkan uang saku, tetapi diganti dengan sertifikasi cuma-cuma.
Selain itu, sertifikat yang dikeluarkan oleh KMMI juga bisa dikonversikan ke dalam nilai mata kuliah. Erli mengatakan, walau program digelar selama 8 minggu, sertifikat KMMI bisa dikonversikan serta dengan 3 SKS di program studi asal. “Ini tergantung kebijakan dari program studi asalnya,” imbuhnya.
Konsultasi Terlebih Dahulu
Program KMMI hanya diperuntukan bagi mahasiswa program Sarjana reguler. Pendaftaran program dibuka pada 19 Juli sampai 31 Juli 2021, atau bisa ditutup lebih cepat apabila jumlah pendaftar sudah maksimal.
Informasi dan pendaftaran bisa dilihat pada laman https://kmmi.kemdikbud.go.id/mhs/.
Direktur Pendidikan dan Internasionalisasi Unpad Mohamad Fahmi, M.T., PhD, menjelaskan, enam program kursus KMMI yang ditawarkan Unpad bisa diikuti oleh mahasiswa dari berbagai macam program studi.
Khusus bagi mahasiswa Unpad yang ingin mendaftar, Fahmi menyilakan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan Kaprodi masing-masing mengenai materi yang akan dipilih. Konsultasi diperlukan untuk memastikan bahwa mata kuliah yang diambil di KMMI dapat dikonversikan ke dalam SKS yang sesuai.
“Konsultasi juga dilakukan untuk memastikan capaian pembelajaran mata kuliah di KMMI sesuai dengan capaian pembelajaran yang ada di kurikulum prodi di mana mahasiswa tersebut berkuliah,” ujarnya.*