close

Rektor Resmikan Penggunaan MIC UGM Sebagai Selter Pasien Covid-19

Rektor UGM meresmikan penggunaan Mardliyyah Islamic Center (MIC) UGM sebagai selter bagi pasien Covid-19, Jumat (16/7). Selter ini dikelola RSUP Dr. Sardjito bersama RSA UGM dan mampu menampung hingga 269 pasien.

“Kita tahu sendiri banyak rumah sakit tidak lagi bisa menampung pasien. UGM terus berupaya melakukan usaha-usaha untuk bersama-sama meringankan para penderita Covid-19,” papar Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng.

Panut menerangkan, pasien Covid-19 yang menjalani isolasi akan dipantau oleh tenaga kesehatan yang ditempatkan di selter tersebut. Pasien yang dapat melakukan isolasi mandiri di fasilitas ini tidak terbatas pada sivitas UGM, namun juga masyarakat umum yang dirujuk melalui fasilitas kesehatan.

Baca Juga :  FSAD ITS Terus Tingkatkan Komitmen Raih Predikat Zona Integritas

Gedung MIC UGM yang baru saja selesai dibangun pada akhir tahun lalu terletak berdekatan dengan RSUP Dr. Sardjito. Wisma MIC UGM memiliki 136 kamar dengan total kapasitas yang tersedia saat ini sebanyak 269 tempat tidur. Masing-masing kamar dilengkapi fasilitas seperti pendingin ruangan, televisi, dan lemari pendingin.

Rektor mengungkapkan bahwa persiapan MIC sebagai selter penanganan Covid-19 dengan fasilitas yang memadai dilakukan dengan dukungan sejumlah alumni dan donatur.

“Mudah-mudahan pemanfaatan gedung ini dapat membantu meringankan beban rumah sakit yang begitu berat akibat peningkatan pasien saat ini,” kata Rektor.

Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito, dr. Eniarti, M.Sc, Sp.Kj, MMR, menungkapkan selter ini akan digunakan terutama bagi mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dan Pegawai RSUP Dr. Sardjito.

Baca Juga :  Bambang Brodjonegoro di Kuliah Umum FEB UI: Refleksi Perjalanan Sang Guru

“Fasilitas ini sangat bermanfaat bagi RSUP Dr. Sardjito untuk memberikan pelayanan yang lebih baik,” ucapnya.

Rumah sakit, terangnya, membutuhkan tambahan kamar dan tempat tidur di selter untuk dapat menampung pasien bergejala ringan agar kamar perawatan di rumah sakit dapat digunakan oleh pasien bergejala sedang dan berat yang membutuhkan penanganan lebih intensif.

“Harapannya pasien ringan bisa ditangani di fasilitas isolasi mandiri yang terpusat seperti ini,” imbuh Eniarti.