Pengabdian Masyarakat Sekolah Farmasi ITB, Bangun Kader Kesehatan di Daerah Pangandaran
Tim Pengabdian Masyarakat dari Sekolah Farmasi (SF) Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan pengabdian masyarakat di daerah Pangandaran, Jawa Barat, pada Agustus 2020 lalu. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari pengabdian masyarakat yang sebelumnya telah dilaksanakan di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung.
Pengabdian masyarakat yang dilakukan berupa melatih kader kesehatan masyarakat sebagai mitra apoteker dan memberikan edukasi kepada masyarakat di daerah Pangandaran terkait penggunaan obat yang baik dan benar. Adapun jargon yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Dagusibu (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) dan Germas (Gerakan Masyarakat Sehat).
Gerakan pengabdian masyarakat kali ini melibatkan sejumlah aggota dosen muda, yaitu Apt. Bhekti Pratiwi, M.Si., Apt M Azhari, M.Si., Sri Indah Ihsani, M.Or., Iwa Ikhwan Hidayat, M.Or., dan Apt. Wini Nur Auli, M.Si., dengan diketuai oleh Dr. Rer. Nat. Apt. Sophi Damayanti, M.Si., selaku Lektor Kepala Kelompok Keilmuan Farmakokimia Sekolah Farmasi ITB.
Dr. Sophi Damayanti mengatakan, pada dasarnya, kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian ITB dalam menyikapi beberapa fakta memprihatinkan yang terjadi di masyarakat. Menurut data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes 2013 diketahui bahwa dari 35,7% rumah tangga yang menyimpan obat, 81,9% di antaranya menyimpan obat keras dan antibiotik yang diperoleh tanpa anjuran resep dari dokter. “Obat ini dimanfaatkan untuk swamedikasi atau pengobatan mandiri dari penyakit yang diderita. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia belum memiliki pemahaman yang baik mengenai cara swamedikasi serta penggunakan obat yang baik, benar, dan rasional,” ujarnya dalam rilis yang diterima ITB, Senin (9/6/2021).
Rangkaian gerakan masyarakat kali ini diawali oleh survei pengisisan kuesioner dengan tujuan mengetahui sejauh mana pengetahuan masyarakat di Pangandaran terkait penggunaan obat-obatan. Selanjutnya, mereka diberikan pelatihan kader tentang pengetahuan, pengobatan sendiri (swamedikasi), dan pengetahuan obat yang rasional, serta penggunaan bahan tambahan pangan yang aman dikonsumsi. Salah satu materi dalam sesi pelatihan tersebut adalah informasi dasar cara membaca label obat yang benar.
Lebih lanjut, tim ITB juga membagikan beberapa buku penunjang kesehatan sebagai sarana masyarakat Pangandaran untuk mengembangkan pengetahuannya terkait obat dan kesehatan. Salah satunya adalah buku yang berjudul Kader Kesehatan sebagai Mitra Apoteker yang ditulis oleh dosen dan beberapa alumni Sekolah Farmasi (SF) ITB, yaitu Sophi Damayanti, Yangie Dwi Marga Pinanga, Muhammad Azhari, Bhekti Pratiwi, Qouiitah Fadhilah, Tursino, dan Benny Permana. Selain itu, tim ITB ini juga memberitahukan beberapa bahan kimia berbahaya agar mereka tidak menggunakannya dalam pembuatan makanan sesuai informasi yang diberikan Badan Pengawas Obat dan Makanan, misalnya adalah boraks yang saat ini banyak disalahgunakan terutama oleh pedagang mie bakso yang merupakan makanan kesukaan warga Jawa Barat.
Selanjutnya, sesi pelatihan kader sebagai mitra apoteker dilakukan pada tanggal 22 Agustus 2020 di Aula Puskesmas Cikembulan dan diikuti oleh 20 kader yang berasal dari lima puskesmas di Kabupaten Pangandaran. Pelatihan ini dibagi menjadi dua sesi, yaitu presentasi oleh pemateri dan workshop. Adapun materi yang disampaikannya adalah berkenaan tentang penanganan obat dan makanan.
Kemudian, gerakan pengabdian masyarakat ini ditutup oleh diseminasi poster hasil kegiatan dalam acara Pertemuan Ilmiah Tahuan (PIT) Ikatan Apoteker Indonesia 2020 yang dilaksanakan secara virtual dan dipresentasikan pada 5 November 2020 dengan judul “Knowledge level on Self Medication in Residents with Healthand Non-Health Educated Background in Tourism Area Pangandaran, West Java, Indonesia“.
Adapun hasil yang diharapkan dalam kegiatan pengabdian kali ini adalah terbentuknya kader kesehatan di daerah Pangandaran sebagai mitra apoteker yang dapat membantu peningkatan derajat kesehatan masyarakat dalam hal memberikan informasi tentang penanganan obat dan makanan. “Kader kesehatan juga dapat dijadikan sumber pengetahuan oleh masyarakat di Pangandaran terkait dengan potensi sumber daya alam di daerahnya untuk bisa diberdayakan sebagai layanan kesehatan obat tradisional,” pungkas Sophi.