ARKEOLOGI KONTEMPORER: SEBUAH ALTERNATIF PENGEMBANGAN ARKEOLOGI INDONESIA
Depok, 19 Juni 2021. Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D mengukuhkan empat guru besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dalam Sidang Terbuka Upacara Pengukuhan Guru Besar yang dilakukan secara virtual pada Sabtu (19/6). Salah seorang yang dikukuhkan dalam kegiatan tersebut adalah Prof. Dr. Irmawati Marwoto, S.S., M.S. yang membacakan pidato pengukuhan terkait bidang baru dalam ilmu Arkeologi, yaitu Arkeologi Kontemporer. Tiga guru besar lainnya adalah Prof. Dr. R. Cecep Eka Permana, S. S., M. Si., Prof. Manneke Budiman, S. S., M. A., Ph. D., dan Prof. Dr. Lilawati Kurnia, S. S., M. A.
Bidang ilmu ini bersifat interdisiplin dan bersinggungan dengan bidang ilmu lain seperti seni, etnografi, dan sejarah modern. “Keistimewaan Arkeologi Kontemporer adalah ia mampu mengungkapkan sesuatu yang tidak terkatakan,” katanya menjelaskan. Arkeologi Kontemporer berfokus pada kultur material (material culture) yang terjadi di sekitar manusia. Menurut Irmawati, hal ini berbeda dari bidang ilmu kajian Arkeologi di Indonesia yang selama ini lebih berfokus pada kajian Prasejarah dan Arkeologi Sejarah.
“Keduanya adalah sebuah kajian masa lalu, sedangkan Arkeologi Kontemporer lebih menfokuskan dirinya kepada material culture seperti benda-benda yang dipergunakan sehari-hari, dan hasil penelitiannya dapat dipergunakan untuk melakukan kajian terhadap masa depan,” ujarnya.
Dalam bidang ilmu Arkeologi Kontemporer terdapat lima isu yang menjadi kajian, yaitu kehidupan keseharian, konflik, kediktatoran (dictatorship) dan kekerasan dalam hak asasi manusia (human rights), industri, reruntuhan, dan sampah. Salah satu contoh dimana Arkeologi Kontemporer dapat bermanfaat bagi pengembangan kebijakan masa depan adalah penelitian arkeologi mengenai tunawisma yang dilakukan oleh arkeolog Zimmerman & Welch di Indianapolis.
Hasil penelitian mereka dilakukan dengan meneliti barang sehari-hari dari para tunawisma seperti sikat gigi, baju, ataupun makanan yang biasa mereka pergunakan. Ternyata, hasil penelitian mereka dapat memberi masukan bagi pemerintah tentang bagaimana sebaiknya memberikan bantuan barang, dan melakukan pembersihan terhadap tempat tinggal para tunawisma di Indianapolis tersebut. Hal ini menyebabkan pemerintah tidak mendapatkan perlawanan yang berlebihan dari para tunawisma ketika menjalankan kebijakan-kebijakannya.
Di akhir pidato, Irmawati berharap bidang Arkeologi Kontemporer dapat lebih berkembang lagi di Indonesia sehingga ilmu Arkeologi dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Ia berharap, Arkeologi Kontemporer dapat menjadi alternatif tentang bagaimana mengaitkan peristiwa masa kini dan masa lalu serta menjaga agar memori masa lalu tersebut tetap hidup.
Irmawati mendapatkan gelar Sarjana, Magister, dan Doktornya dari Program Studi Arkeologi di UI. Dari tahun 2005-2021, ia telah menghasilkan 54 karya ilmiah yang dipublikasikan. Ia telah menghasilkan beberapa karya dan penelitian di bidang Arkeologi Islam, diantaranya “Simbol Burung dalam Puisi Tasawuf Persia” dan “Peran Arkeologi dalam kajian Islam Nusantara”. Ia juga pernah mendapat Penghargaan Bidang Kekayaan Intelektual Motif Batik Banten pada kegiatan Indonesia Innovation & Entrepreneurship Exhibition UI.
Acara pengukuhan ini dihadiri oleh Isyak Meirobie, S.Sn., M.Si. (Wakil Bupati Belitung) dan guru besar dari berbagai universitas, antara Prof. Abidin Kusno (York University), Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A. (Universitas Udayana), Prof. Dr. Akin Duli, M.Hum. (Universitas Hasanuddin), serta Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc. dan Prof. Drs. Herwandi, M.Hum. dari Universitas Gadjah Mada. Acara pengukuhan yang dilakukan secara daring tersebut diikuti 180 orang, dan disiarkan juga melalui UI Teve dan kanal Youtube resmi UI.