close

Naik, Peringkat Unpad di QS World University Rankings 2022

Universitas Padjadjaran masuk 10 perguruan tinggi terbaik di Indonesia dalam pemeringkatan Quacquarelli Symonds atau QS World University Rankings 2022 yang dirilis Rabu (9/6) lalu.

Pada pemeringkatan QS World University Rankings tersebut, Unpad berada pada peringkat 7 nasional dan berada pada posisi 801 – 1.000 dunia. Tahun ini, Unpad berhasil naik satu peringkat dibanding tahun lalu.

“Alhamdulillah peringkatnya naik, kenaikan ini menjadi bukti bahwa reputasi akademik Unpad sesuai standar internasional dinilai semakin baik,” kata Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti.

Dikutip dari laman Unpad, Prof. Rina mengatakan, QS World University Rankings menjadi salah satu metode pemeringkatan yang diacu Ditjen Dikti. Hasil pemeringkatan ini menjadi evaluasi bagi Unpad yang terus berupaya meningkatkan reputasi akademik di tingkat internasional.

Baca Juga :  Dukung Kebijakan Kampus Merdeka, Dikti dan Unpad Gelar Lokakarya Pengembangan Kapasitas Dosen

Sekalipun berhasil naik satu peringkat, Prof. Rina mengingatkan seluruh warga Unpad untuk terus terpacu dalam meningkatkan kualitas.

“Perguruan tinggi lain juga ikut menaik. Karena itu, di satu sisi kita bersyukur, di sisi lain ini harus menjadi semangat manakala perguruan tinggi lain juga mampu meningkat lebih cepat,” kata Prof. Rina.

Secara singkat, QS World University Rankings menilai perguruan tinggi berdasarkan sejumlah indikator. Indikator tersebut yaitu rasio mahasiswa asing, rasio internasionalisasi fakultas, rasio mahasiswa-dosen, reputasi akademik, sitasi fakultas, reputasi pegawai.

Prof. Rina menyoroti beberapa aspek yang perlu ditingkatkan. Salah satunya adalah reputasi akademik. Penguatan kolaborasi akademik dengan mitra luar negeri harus terus ditingkatkan. Selain pertukaran mahasiswa, penelitian dan publikasi bersama dengan mitra asing juga perlu ditingkatkan.

Baca Juga :  Peringati Hari Hutan Sedunia, Lawalata IPB University Gandeng Pemuda Bogor Tanam Pohon

Selain itu, untuk menjaga kualitas akademik, rasio mahasiswa dan dosen di tingkat fakultas juga harus diperkuat. Prof. Rina mengatakan, jika kapasitas dosen “terbatas”, kolaborasi dengan praktisi berkompeten dari dalam maupun luar negeri bisa dilakukan. Tujuannya untuk membantu penguatan penyelenggaraan pendidikan.

“Kalau dilakukan masif, Insyaallah peringkatnya akan menguat,” kata Prof. Rina.*