close

Ketika Jendela Dunia Tak Lagi Selebar Buku

Kebijakan Kampus Merdeka boleh diibaratkan oase yang menyejukkan di tengah pandemi Covid-19. Melalui 8 kegiatan inovatif yang dirancang, mahasiswa diharapkan menjadi pusat dari proses pemelajaran yang dirancang perguruan tinggi, mulai dari program magang/praktik industri hingga mengajar di sekolah. Kebijakan yang diluncurkan pada akhir Januari 2020 ini, bukan hanya menjadi angin segar bagi mahasiswa, tetapi juga bagi dosen. Dosen tidak hanya terpaku pada ruang kelas, tridharma perguruan tinggi, dan tugas administrasi yang menumpuk, tetapi juga dapat menjadi figur penggerak yang dapat mengubah mindset dalam menciptakan kampus yang fleksibel dan adaptif dalam memaksimalkan potensi mahasiswa.

Suatu ketika, alumni datang menghampiri saya di ruangan. Sembari mengobrol santai tentang keseharian saat ini, saya tergelitik ketika ia mengatakan “Jujur begitu lulus kuliah, saya bingung mau apa. Saya merasa ilmu yang saya dapatkan di kampus terasa kurang untuk survive di dunia karier.” Argumen ini mungkin terkesan klise, namun ini gambaran tentang 4 tahun perkuliahan yang dijalani alumni ini. Menjadi sebuah refleksi berharga, apakah kurikulum perguruan tinggi sudah menjembatani gap antara teori dan praktik di lapangan? Sebuah teka-teki yang memerlukan perenungan mendalam dari berbagai stakeholders.

Baca Juga :  FSR ISI Yogyakarta dan PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratuboko Tandatangani Dokumen Kerjasama

Sebagai dosen yang mengampu mata kuliah Komunikasi Pemasaran Terpadu, saya melihat potensi mahasiswa yang didominasi Generasi Z ini luar biasa. Mereka dapat menciptakan konten kreatif, baik berupa teks, visual, maupun video dengan luar biasa. Saya melihat Kampus Merdeka sebagai jembatan yang dapat mewadahi potensi mereka dengan optimal melalui program magang. Melalui kegiatan ini, saya melihat mahasiswa dapat memperoleh kesempatan berharga di perusahaan, khususnya di bagian periklanan untuk menggali potensi mereka dari para expert yang berpengalaman di bidangnya.

Selain itu, mereka juga dapat mengembangkan kemampuan wirausaha dengan mengemas produk/jasa, sehingga bernilai jual dan dapat memberikan unique selling proposition (USP) tersendiri bagi konsumen. Kampus Merdeka dapat menjadi langkah awal bagi mahasiswa untuk merasakan pengalaman baru dalam menikmati proses pendidikan. Pendidikan tidak lagi dibatasi oleh file PPT, buku teks, dan ceramah yang diberikan dosen di ruang kelas ataupun virtual, melainkan eksplorasi nyata di kehidupan sehari-hari. Tak hanya itu, sebagai seorang pengajar, saya dapat mempelajari dinamika industri, serta menyambung puzzle yang hilang antara dunia pendidikan dan karier.

Melalui pertukaran pelajar dan mengajar di sekolah, mahasiswa diperkenalkan pada budaya yang baru, serta beradaptasi untuk mencicipi proses pendidikan di lingkungan yang berbeda. Saya percaya kegiatan ini menjadi sebuah langkah awal yang positif untuk menciptakan kolaborasi dan networking yang berdampak bagi difusi inovasi dalam ekosistem pendidikan Indonesia. Tak hanya itu, proyek di desa, kemanusiaan, dan independen dapat membantu menyelesaikan persoalan desa dan masyarakat dalam beragam sisi. Kegiatan penelitian/riset pun memiliki dampak berarti bagi masyarakat, tidak sekadar bernilai dari sisi kum pada publikasi yang bereputasi.

Baca Juga :  Membanggakan, ITS Raih 20 Gelar Juara di Ajang Pimnas ke-36

Saya percaya bahwa implementasi Kampus Merdeka secara perlahan namun pasti akan membawa kemajuan pendidikan dan kebangkitan ekonomi bangsa. Pergerakan mahasiswa dan dosen sebagai civitas academica yang bebas untuk menggali dan mengeksplorasi ilmu merupakan sebuah keniscayaan untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin dinamis dan kompleks. Melalui kolaborasi dan kemitraan yang terjalin antarpihak yang dimediasi kebijakan Kampus Merdeka, saya percaya bahwa jendela dunia tak lagi selebar buku, melainkan tak terhingga.

Ditulis oleh: Daniel Hermawan, Dosen Universitas Katolik Parahyangan
(Tulisan ini menjadi Terbaik 3 pada Kompetisi Penulisan Artikel untuk dosen dalam rangka Hari Pendidikan Nasional di Ditjen Dikti Tahun 2021)