Setahun Merdeka Belajar, UNAIR Gelar Kuliah Lintas Prodi hingga Eksekusi Outbound Luar Negeri
UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) secara konsekuen terus menunjukkan dukungan terhadap implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Melalui Surat Keputusan Rektor No. 23 Tahun 2020, UNAIR telah mengeksekusi berbagai jenis kebijakan dan program untuk mendukung peningkatan pengetahuan, softskill, dan relasi mahasiswanya.
Pada aspek internal kampus misalnya, UNAIR memperbanyak kesempatan bagi mahasiswanya untuk mengambil mata kuliah lintas program studi. Direktur Pendidikan UNAIR Prof. Dr. Sukardiman, M.S., Apt. menerangkan bahwa langkah tersebut diambil untuk memperluas pengetahuan agar tidak terbatas pada satu ranah imu saja.
“Mahasiswa Farmasi atau Kedokteran bisa mengambil mata kuliah Hukum untuk belajar regulasi obat atau medical legal. Begitu pula dengan mahasiswa di prodi lain yang dibebaskan memilih mata kuliah lintas prodi yang sekiranya dapat mendukung keilmuan mereka,” terang Guru Besar Farmasi UNAIR bidang Farmakologi tersebut.
Pelaksaan program tersebut dilancarkan melalui redesain kurikulum di setiap fakultas dan departemen. Fakultas yang berhasil melakukan adaptasi dan redesain kurikulum pun mendapatkan insentif dari universitas untuk mengakselerasi kegiatan dosen maupun mahasiswa.
Selain itu, UNAIR ternyata juga tengah mempersiapkan inovasi program baru bertajuk Pembelajaran Dasar Bersama yang akan dijadikan mata kuliah wajib umum. Mata kuliah ini nantinya akan terpusat di Kampus C UNAIR dengan mempertemukan berbagai mahasiswa dari berbagai disiplin dalam satu kelas.
“Program ini akan berlaku bagi mahasiswa baru semester satu. Tujuannya untuk meningkatkan karakter ke-UNAIR-an, jati diri kebangsaan, serta menjadi ruang pertukaran ilmu lintas prodi,” imbuhnya.
Tidak berhenti sampai disitu, UNAIR kini juga tengah menjalankan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka yang berhasil menarik animo tinggi dari mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Bahkan pada hari-H penutupan, tim Direktorat Pendidikan sempat mengalami kendala IT karena jumlah pendaftar yang membludak.
UNAIR pun juga tengah melakukan seleksi terhadap lebih dari 100 mahasiswa yang akan mengikuti program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) milik Kemdikbud. Program tersebut nantinya akan mengirim mahasiswa-mahasiswa Indonesia untuk melakukan outbound langsung di berbagai universitas luar negeri.
Selain itu berbagai program tersebut, UNAIR mengimplementasikan MBKM dengan bentuk-bentuk lain seperti kegiatan magang, kemitraan dengan dunia kerja, asistensi mata kuliah dan laboratorium, wirausaha, kuliah kerja nyata (KKN), proyek kemanusiaan, hingga studi proyek independen.
“Semua agenda MBKM sejatinya telah kita laksanakan dengan output yang luar biasa. Kini berbagai capaian itu tengah kita rekap agar nantinya dikirim untuk perankingan di DIKTI,” jelasnya.
Meski berjalan lancar, Prof. Sukardiman tidak mengelak bahwa universitas masih sering menghadapi beberapa kendala seperti kebijakan dan kalender akademik yang berbeda-beda di setiap universitas hingga pandemi yang mengurangi esensi penting dari program MBKM.
Oleh karena itu dirinya mewakili UNAIR hanya berharap agar pandemi segera usai. “Hal yang menarik dari Merdeka Belajar kan sebenarnya interaksi sosial, budaya, dan praktik lapangan. Makanya saat pandemi usai, kami optimis bahwa program ini akan lebih berhasil dengan jumlah partisipan mahasiswa yang berkali lipat lebih banyak,” tandasnya. (*)
Sumber: unair.ac.id