Unila Rintis Potensi Pengembangan Kerja Sama dengan KBRI untuk Kenya
(Unila): Universitas Lampung (Unila) giat merintis peluang kerja sama dengan berbagai negara untuk meningkatkan reputasinya di kancah internasional.
Salah satu strategi yang dilakukan dengan memberi kesempatan lebih banyak kepada mahasiswa asing dari berbagai negara untuk berkuliah di Unila melalui beasiswa yang disediakan Unila.
Strategi ini dilakukan dengan melakukan sosialisasi dengan para perwakilan Indonesia di beberapa negara.
Kamis, 20 Mei 2021, Unila melakukan audiensi sekaligus sosialisasi kerja sama internasional dan beasiswa mahasiswa asing secara virtual bersama pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Nairobi Kenya Dr. Mohamad Hery Saripudin dan Pejabat Fungsi Pelaksanan Penerangan Sosial Budaya Pradono Anindito.
Pihak Unila diwakili jajaran pimpinan Unila, direktur pascasarjana, para pimpinan fakultas, ketua badan, dan kepala UPT.
Pertemuan perdana kedua pihak ini dipandu Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Kerja sama dan Layanan Internasional (UPT PKLI) Unila Dr. Ayi Ahadiyat, S.E., M.B.A.
Agenda pertemuan terdiri dari sambutan rektor Unila, pengenalan profil Unila yang disampaikan oleh warek PKTIK, presentasi oleh dubes, dan sesi tanya jawab serta diskusi.
Rektor Unila Prof. Dr. Karomani, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan, sebagaimana milestone Unila tahun ini, yakni memperkuat daya saing nasional dan regional, maka tujuan audiensi dan sosialisasi tersebut adalah memperkenalkan Unila kepada dunia internasional, khususnya negara Kenya, Uganda, Somalia, dan Republik Kongo yang ada di bawah KBRI Kenya.
“Mudah-mudahan nanti kedutaan besar kita di Kenya menjadi pintu masuk untuk menyosialisasikan berbagai kerja sama khususnya dibidang tridarma Perguruan Tinggi. Jadi bisa nanti melalui penelitian bersama, kemudian dalam hal pengajaran dan juga pengabdian. Kita siap menerima beberapa mahasiswa dari sana, dengan scheme beasiswa yang kita siapkan nanti,” ujarnya.
Dr. Mohammad Hery mengungkapkan rasa senangnya karena dapat berjumpa secara virtual dengan pihak Unila dan membahas potensi kerja sama di antara keduanya.
Ia menjelaskan, sejarah kuat hubungan Indonesia dan Afrika sesungguhnya telah terjalin diawali dengan Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung.
Manfaat kerja sama dalam bidang tridarma Perguruan Tinggi yang ditawarkan Unila akan memberikan kontribusi besar bagi tujuan nasional, khususnya pengembangan diplomasi Indonesia di luar negeri. Pendidikan akan menjadi instrumen penting dari soft power diplomacy Indonesia dengan Afrika.
Dengan adanya beasiswa yang diberikan Unila, ia yakin mahasiswa asing yang berkuliah di Unila dalam 15 atau 25 tahun mendatang tidak hanya menjadi agent of promoting bagi Unila atau Indonesia saja. Para alumni ini akan menjadi para decision maker di bidangnya masing-masing yang nantinya mendukung diplomasi perwakilan Indonesia di negara Afrika.
“Kalau untuk pendidikan, saya lihat bahwa dalam profil Unila ada 22 international partnership dan none of those partnerships coming from Africa. Ini juga merupakan suatu potensi. Jadi ini merupakan satu rintisan, pak rektor,“ kata Wakil Tetap RI untuk UNEP dan UN-Habitat dengan optimistis.
Warek PKTIK Unila Prof. Suharso dalam pemaparannya menyampaikan, sejauh ini sudah ada 22 kedubes dari berbagai negara yang telah mendapatkan sosialisasi tentang Unila Scholarship 2021.
Adapun beasiswa yang diberikan Unila bagi mahasiswa asing akan mencakup pembebasan biaya SPP, mendapatkan biaya hidup sebesar Rp2,5 juta, fasilitas asuransi kesehatan, dan tempat tinggal di asrama Unila. [Humas_Unila]