Berbagi Kearifan Sang Epidemiolog dari IPB University
Alumnus IPB University dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Prof Juhaeri Muchtar membagikan pengalaman sekaligus kisah hidupnya dalam kegiatan “Berbagi Kearifan Sang Epidemiolog”, 9/5. Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama IPB University, Grhasita (alumni IPB University angkatan 22), 32 Juara (alumni IPB University angkatan 32) dan Distorsi Jiwa Radio.
“Selamat atas kolaborasi angkatan 22 dan 32. Kalau kolaborasi seangkatan disebut bonding social capital. Kalau antar angkatan disebut bridging social capital,” kata Rektor IPB University, Prof Arif Satria.
Prof Arif Satria berkisah, dulu saat dirinya menjadi mahasiswa S1 di IPB University pernah menjadi praktikan Prof Juhaeri Muchtar. Rektor IPB University ini mengaku bangga, karena ia diajar oleh mahasiswa S1 yang belum lulus, namun sudah menjadi asisten di program S2.
“Saya sangat bangga menjadi salah satu praktikan beliau di Matematika Dasar. Karena Komti, jadi hubungannya sangat dekat dengan Mas Juhaeri. Mas Juhaeri ini walaupun belum lulus S1, tapi sudah menjadi asisten di S2. Itu yang membuat inspirasi luar biasa bagi kita,” ungkap Prof Arif Satria.
Menurut Prof Arif Satria, sosok Prof Juhaeri dengan bukunya yang berjudul “Statistics of Dreams: Sebuah Memoar” merupakan salah satu sumber inspirasi. Hal ini sebagai kemajuan bangsa Indonesia, IPB University, dan anak-anak desa karena inspirasi.
“Jadi, inspirasi-inspirasi yang beliau sebarkan itu soal from zero to hero. Beliau dari Majalengka yang awalnya bukan siapa-siapa, sekarang jadi epidemiolog, tokoh besar di Amerika. Ini bisa menjadi inspirasi bagi semua, terutama mahasiswa dan anak-anak SD. Ini Laskar Pelangi dari Majalengka,” ungkapnya.
Rektor IPB University ini menyebut bahwa Prof Juhaeri sangat tepat untuk dijadikan sebuah kisah berbentuk kartun atau film agar benar-benar menginspirasi. Menurutnya, Prof Juhaeri bisa menjadi ikon sumber inspirasi dan sumber perubahan.
“Saya yakin ketika semua orang terinspirasi dan semua orang punya mimpi, inilah yang bisa membuat kita memiliki harapan untuk masa depan kita,” lanjutnya.
Prof Arif Satria mengatakan, orang maju karena inspirasi. Hal ini ia dorong melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Menurutnya, KKN bukan semata-mata memberikan suatu teknologi kepada petani atau belajar berkolaborasi dengan teman, tapi yang paling penting adalah menginspirasi anak desa untuk mempunyai mimpi besar.
Sementara itu, Prof Juhaeri Muchtar berterima kasih kepada Prof Arif Satria atas waktu dan sambutannya. Ia mengamati dari jauh, melihat kebijakan-kebijakan Rektor IPB University yang sangat strategis.
“Jadi, kelihatan Mas Arif itu seorang pemimpin inklusif. Saya baca tulisan-tulisan Mas Arif di media sosial maupun yang lain, kelihatan bukan hanya sifat inovatif, tapi juga visioner,” ungkap Prof Juhaeri.
Lulusan tahun 1990 ini mengaku bangga menjadi alumnus IPB University. Jika diundang dalam ajang profesor di IPB University, akan menjadi suatu kehormatan baginya. Ia siap kembali ke Indonesia untuk membantu IPB University, baik dari ide-ide penelitian maupun mengajar mahasiswa langsung.
“Saya sering diundang ke berbagai negara, baik ke Eropa, Amerika, maupun Asia untuk memberikan semacam kuliah atau planning di bidang Statistika. Akan tetapi, saya akan lebih bahagia bisa berbuat ini untuk Indonesia, apalagi IPB University,” terangnya.
Menatap jauh ke depan, Prof Juhaeri bermimpi bahwa Indonesia suatu saat menjadi pelaku utama di dunia ini. Menurutnya, Indonesia harus maju bukan hanya dari sains, teknologi, dan finansial, tapi juga dari sastra.
“Kita bisa tunjukkan ke dunia bahwa IPB University is good flexibility. Kita bisa maju dan berkarya dalam bidang apa saja. Jangan nanggung-nanggung,” tegas sang epidemiolog ini.
Soal buku yang ditulisnya, Prof Juhaeri mengatakan bahwa tujuan menulis buku tersebut simpel, yaitu dari IPB University, oleh IPB University dan untuk IPB University. Semua disumbangkan ke mahasiswa.
Prof Juhaeri Muchtar merupakan salah satu alumnus sukses dari IPB University. Karya, capaian, dan inovasinya telah menginspirasi banyak orang. Ia adalah sang epidemiolog kebanggaan IPB University. Kampus pertanian terbaik bangsa ini memang memiliki komitmen untuk mencetak alumni hebat yang memberikan kontribusi pada bangsa dan negara.
Dalam kegiatan Berbagi Kearifan Sang Epidemiolog, selain Prof Juhaeri membagikan kisah inspirasi perjalanan hidupnya, ia juga menyerahkan donasi kepada Yayasan Alumni Peduli IPB University (YAPI) dari hasil penjualan buku “Statistics of Dreams: Sebuah Memoar”. Donasi tersebut untuk beasiswa YAPI kepada mahasiswa IPB University.
Talkshow online ini dipandu oleh Tjandra, alumnus IPB University angkatan 22 dan Odhe, alumnus IPB University angkatan 32. Hadir juga Direktur Kerjasama dan Hubungan Alumni IPB University Dr Syarifah Iis Aisyah, Direktur Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir IPB University, Dr Alim Setiawan, konduktor Addie MS, alumni IPB University angkatan 22 dan 32, pengurus YAPI, serta para mahasiswa IPB University. (MHT/Zul)