close

Kuliah Tamu FKH IPB University: Homeostasis Ginjal Menjaga Keseimbangan Cairan Tubuh

“Menjaga cairan tubuh tetap dalam keadaan seimbang atau yang dikenal dengan homeostasis oleh ginjal melibatkan pengaturan tiga unsur 3 in 1, yaitu osmolaritas, air, dan natrium” papar Prof Cheng Hwee Ming pada Kuliah Tamu (5/5) di IPB University.

Prof Cheng merupakan profesor di bidang fisiologi dari Fakultas Kedokteran Universiti Malaya, Malaysia. Ia menjadi dosen tamu pertama dalam rangkaian program “Guest Lecture Series on Physiology” di Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi (AFF), Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University. Kuliah Tamu ini telah diikuti oleh 217 mahasiswa program sarjana dan pascasarjana, terutama mahasiswa yang mengambil Mata Kuliah Fisiologi Veteriner II tahun ajaran 2020/2021.  Hadir dalam kegiatan ini Kepala Divisi Fisiologi Departemen AFF, Prof Wasmen Manalu dan Dekan FKH, Prof Deni Noviana.

Prof Cheng menyampaikan materi berjudul “Renal Homeostasis” yang merupakan salah satu sub-topik dari Bab Sistem Ekskresi dan Osmoregulasi. Materi yang disampaikan meliputi peranan ginjal dalam homeostasis cairan ekstraselular, keseimbangan cairan dalam tubuh, serta keseimbangan elektrolit (natrium dan kalium) di dalam tubuh.

Baca Juga :  Pendidikan Indonesia Menuju Indonesia Emas 2045

Profesor yang memiliki perhatian khusus pada metode pendidikan fisiologi ini secara aktif melibatkan mahasiswa (student-centered learning) mengawali kuliah tamunya dengan beberapa konsep dasar homeostasis.

Menurutnya, volume cairan ekstraseluler (ECF) sangat ditentukan oleh keseimbangan asupan natrium dan pengeluaran natrium oleh ginjal, serta bahwa urinasi (kencing) merupakan salah satu proses fisiologis dalam homeostasis cairan tubuh.

Minum terlalu banyak air dapat meningkatkan pengeluaran urin. Minum yang terlalu banyak akan menurunkan osmolaritas tubuh, mengaktifkan osmoreseptor di hipotalamus, menurunkan sekresi hormon antidiuretik (ADH), sehingga akan menurunkan penyerapan air di saluran pengumpul ginjal yang berakibat pada peningkatan urin.

“Sebaliknya, penurunan volume darah secara tidak normal, akan mengaktifkan reseptor tekanan di pembuluh darah aorta dan sinus caroticus, meningkatkan sekresi ADH, meningkatkan permeabilitas saluran pengumpul ginjal, yang akan meningkatkan penyerapan air kembali oleh ginjal dan akan menurunkan sekresi urin,” imbuh Guru Besar yang aktif mengembangkan metode pengajaran fisiologi di berbagai universitas di Malaysia dan Indonesia ini.

Baca Juga :  5 Mahasiswa ISI Padangpanjang Sukses Ikut KKN Kebangsaan XI

Prof Cheng melanjutkan kuliahnya dengan menjelaskan proses pengaturan tekanan darah. Pengaturan tekanan darah sangat penting untuk menjaga aliran darah ke otak tetap berlangsung dengan baik. Pengaturan tekanan darah melibatkan dua mekanisme yaitu mekanisme cepat atau refleks dan mekanisme lambat atau jangka panjang. Mekanisme cepat melalui aktivasi saraf simpatetik, sementara mekanisme jangka panjang melalui keseimbangan natrium. Selanjutnya mekanisme pengaturan keasaman dan kebasaan pada cairan tubuh dan darah dijelaskan dengan melibatkan peran ginjal di dalamnya. (rt/km/Zul)