Prof Arif Satria Bicarakan Pentingnya Technosociopreneurship Bagi Dunia Bisnis Kedokteran Hewan
Dalam rangka menyambut World Veterinary Day yang jatuh pada tanggal 24 April 2021, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University menggelar webinar dengan tema “Dokter Hewan di Era Pandemi COVID-19”, Sabtu (01/05). Kegiatan tersebut digelar utamanya untuk mengupas berbagai perubahan dan adaptasi yang mesti dilakukan untuk melakukan praktik kedokteran hewan di era pandemi tanpa mengurangi kualitas pelayanan pada masyarakat. Adapun kegiatan tersebut dihadiri oleh 225 peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa FKH, dokter hewan, maupun umum.
Prof Arif Satria, Rektor IPB University dan Ketua Forum Rektor Indonesia sebagai keynote speaker menjelaskan mengenai perspektif perkembangan dunia kedokteran hewan dan strategi pendidikan berbasis technosociopreneur. Fakultas Kedokteran Hewan ia sebut termasuk sebagai pilar di IPB University sejak berdiri hingga sekarang. Kekuatan di bidang biomedisnya menjadi sangat relevan untuk merespon masa depan.
“Mengingat di masa depan, antara kesehatan hewan dan manusia akan bersatu dalam sebuah konsep one health. Sehingga dokter hewan akan memiliki peranan penting karena akan lebih memahami kesehatan manusia dibandingkan dokter umum. Profesi veterinarian menjadi penting dan menjanjikan sehingga mahasiswa FKH harus berbangga, apalagi bila dilakukan dengan passion dan cinta sebagai faktor kesuksesan,” ujarnya.
Visi IPB University tahun 2045 yakni technosociopreneur diyakini akan menghasilkan sosok lulusan mahasiswa FKH yang juga merupakan technopreneur dan sociopreneur. Artinya, technopreneur mampu memanfaatkan inovasi untuk kepentingan bisnis, sebaliknya sebagai sociopreneur dapat mendayagunakan inovasi untuk kepentingan sosial.
“Sebagai gambaran technopreneur sebagai dokter hewan, bisa mengembangkan dunia bisnis di dunia veteriner dengan membuka klinik hingga konsultasi serta bisa membuka bisnis berbasis platform, yang didasari atas perubahan tren konsumen dari product based menjadi platform based,” jelasnya.
Dengan semakin banyaknya dunia bisnis yang beralih menjadi berbasis platform, dokter hewan pun tidak perlu lagi hanya praktik di rumah. Namun semua layanan dapat dilakukan melalui platform. Sehingga layanan pun menjadi lebih mudah dan terjangkau seiring dengan dinamika perkembangan konsumen yang menghendaki semua serba presisi, cepat, dan transparan.
“Tren konsumen saat ini berbeda dengan tren konsumen sebelumnya, tren saat ini konsumen tidak hanya sekedar consuming. Tapi sekarang selain konsumen, kita juga harus bisa marketing, sharing dan shaping. Begitulah pergerakan konsumen yang berlaku saat ini. Maka dari itu untuk konsumennya dokter hewan pun nanti tidak hanya sekedar binatang peliharaannya sembuh, namun hal yang penting yakni bagaimana kepuasan konsumen sehingga mereka memberikan rating yang tinggi. Karena kunci pada platform based adalah rating,” tambahnya.
Nantinya, dunia veteriner akan berlomba memberikan service terbaik untuk berusaha mendapatkan rating tertinggi. Pelayanan menjadi penting bagi dokter hewan sehingga salah satu hal yang harus dibangun selain hard skill adalah kemampuan berkomunikasi dengan pemilik pasien. Kemampuan berkomunikasi tersebut penting mengingat konsekuensi terbesar saat ini adalah kepuasaan konsumen. Dimana seiring perkembangan jaman dan teknologi, konsumen semakin pintar dan berkembang. Kemampuan dalam berbisnis juga menjadi penting, ia yakin bahwa lulusan FKH memiliki potensi untuk mengembangkan bisnis dalam bidang veteriner. Saat mengembangkan bisnis berbasis platform, dokter hewan mau tidak mau harus juga menguasai information tevhnology (IT). Sehingga dapat menjadi kesempatan untuk menjalankan bisnis veteriner seluas-luasnya.
Dalam kegiatan tersebut hadir pula Dr Drh Munawaroh, Ketua Umum PB Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) yang memaparkan mengenai etik layanan telemedicine oleh dokter hewan serta Drh Siti Zaenab sebagai pemilik Klinik Hewan MyVets yang menjelaskan mengenai stabilitas bisnis medik veteriner di era pandemi COVID-19. (MW/Zul)