close

Workshop Storytelling IPB University, Temukan Tunas Unggul Penulis Mahasiswa

Usia boleh muda, pengalaman boleh sedikit, tapi ketika semangat dan perhatian tercurah penuh kepada suatu bidang, bukan tak mungkin akan lahir anak-anak muda berpotensi tinggi. Hal itu telah dibuktikan oleh IPB University yang berhasil menemukan bakat mahasiswanya di dunia penulisan.
Melalui workshop Storytelling yang dimulai pada 18 April 2021 lalu, terlihat ada empat peserta pelatihan yang berhasil melaksanakan tugas penulisan yang nyaris sempurna. Dalam hasil karyanya, mereka sudah menerapkan konsep kolaborasi AIDA (Attractive, Intereset, Desire, and Action), Feature dan Piramida Terbalik.

Mereka adalah Muhamad Husni Tamami, Reru Dharmastiawan, M Arie Pratama dan Endi Juniardi. “Keempat mahasiswa IPB University ini, dengan cara mereka yang skilfull, berhasil menerapkan konsep kolaborasi AIDA, Feature, dan Piramida Terbalik ke dalam tulisan mereka,” ungkap Pelatih Workshop Storytelling, Angiola Harry.

Menurutnya, tulisan yang mereka hasilkan telah berhasil menampakkan ciri khas gaya penulisannya. “Ada yang journalism style, copywriting atau commercial writing, dan ada yang bergaya novelis,” sambungnya.

Baca Juga :  Dosen IIB Darmajaya Terima Penghargaan Jonathan B Postel Service Award 2020

Menurut Angiola, para peserta yang ikut pelatihan, secara umum ternyata telah memiliki kemampuan menulis yang hebat. “Entah mungkin mereka dulunya sering menulis di media massa atau pernah menang kompetisi, yang pasti rata-rata hasil tulisannya bagus,” katanya.

Salah satu dari empat peserta terbaik itu adalah Muhamad Husni Tamami yang ternyata adalah mahasiswa yang sudah memiliki prestasi di bidang penulisan sejak di bangku SMA.
Bahkan Husni telah menerbitkan buku-buku dan juga mendirikan MHTnesia Center yang memiliki program yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial kemanusiaan.

“Sebuah kehormatan tersendiri bagi saya, bisa melatih mereka,” ujar Angiola yang berprofesi sebagai jurnalis dan kontributor foto untuk media nasional dan internasional itu.

Adapun tentang metode kolaborasi tersebut, Angiola menjelaskan bahwa storytelling adalah teknik mengutarakan sebuah maksud, baik opini maupun pemaparan dengan gaya bercerita.
Konsep gabungan AIDA, Feature, dan Piramida Terbalik menurutnya adalah pembentuk sebuah cerita yang baik. Kolaborasi ketiganya akan dengan cepat memudahkan seseorang memahami apa yang ditulis atau yang diceritakan. Dengan memiliki keahlian storytelling, Angiola yakin, seseorang akan mudah menangani komunikasi massa.

Baca Juga :  Plt.Dirjen Dikti: Diperlukan Semangat Gotong Royong dan Energi Positif dalam Perjuangan Menghadapi Covid-19

“Mereka nanti akan terjun ke masyarakat dan ke dunia karir. Maka mereka harus memiliki kemampuan berkomunikasi massa yang memadai,” ujar pria yang telah mengenyam berbagai journalism shortcourse di dalam dan luar negeri ini.

Selain dilatih menulis murni, melalui Workshop Storytelling yang dijalankan selama lima pekan itu, para peserta juga akan dibimbing mengeksekusi tulisan mereka menjadi sebuah tayangan bercerita. “Namanya visual storytelling. Mereka juga akan dilatih menerjemahkan tulisannya menjadi storyboard dan skenario cerita,” ungkap Angiola.

Sementara itu, menurut Dr Beginer Subhan, Asisten Direktur Bidang Pengembangan Karakter, Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir (Ditmawa PK) IPB University,  melalui pelatihan ini diharapkan peserta bisa menerbitkan bukunya masing-masing.
“Kita siapkan juga pendanaannya untuk membantu menerbitkan buku itu,” ungkapnya. (*/Zul)