IPB University Kembali Lakukan Vaksinasi COVID-19 bagi Dosen dan Tenaga Kependidikan
IPB University kembali melakukan vaksinasi bagi dosen dan tenaga pendidik, 2/4. Vaksinasi ini merupakan kerjasama antara IPB University dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Vaksinasi kali ini diberikan kepada 1200 peserta yang merupakan pegawai IPB University baik dosen maupun tenaga kependidikan (tendik) untuk vaksinasi dosis I tambahan.
Direktur Sumber Daya Manusia IPB University, Dr Heti Mulyati menjelaskan vaksinasi ini diberikan kepada seluruh pegawai IPB University tanpa memandang status kepegawaian.
“Siapapun yang bekerja untuk IPB University, kita berikan vaksin. Saat ini sudah lebih dari 3000 pegawai yang mendapat vaksin dosis pertama,” ujar Dr Heti.
Lebih lanjut ia menjelaskan, vaksinasi diberikan kepada seluruh pegawai. Sedikitnya ada enam kategori yaitu Calon PNS, Pegawai Negeri Sipil (PNS), pegawai tetap non PNS, pegawai kontrak IPB, Tenaga Harian Lepas, dan pegawai kontrak unit.
“Kami memberikan kesempatan kepada seluruh pegawai IPB University untuk mengikuti vaksin ini. Untuk vaksinasi saat ini memang yang paling banyak adalah pegawai kontrak unit dan tenaga harian lepas karena kategori yang lain sudah divaksin terlebih dahulu,” tambah Dr Heti.
Sementara, dr Naufal Muharam Nurdin, MSi, Koordinator Vaksinator Klinik IPB University, mengatakan, pemberian vaksin kali ini mayoritas merupakan dosis vaksin pertama. Nantinya, vaksin dosis kedua akan diberikan setelah empat minggu dari pemberian dosis vaksin pertama. Dengan demikian, vaksin dosis kedua akan diberikan pada tanggal 4 Mei mendatang yang bertepatan pada bulan puasa.
“Vaksin ketika puasa sebenarnya secara medis tidak masalah, jadi boleh divaksin ketika berpuasa. MUI juga sudah mengeluarkan fatwa kalau vaksin diberikan ketika sedang berpuasa tidak membatalkan puasa,” ujar dr Naufal.
Terkait vaksinasi di bulan puasa, drg Titik Nurhayati, Kepala Unit Kesehatan IPB University menyampaikan agar peserta vaksin memastikan untuk makan sahur terlebih dahulu. “Makan sahurnya jangan jam dua, nanti gula darahnya bisa drop, tetapi makan sahurnya ketika mendekati imsak,” ujar drg Titik.
Lebih lanjut ia menerangkan, peserta disarankan supaya makan yang cukup dan bergizi. Ia juga menyarankan supaya peserta dapat menjaga pola hidup sehat.
“Ada kebiasaan sebagian orang ketika waktu berbuka makannya berlebihan, tetapi ia tidak makan sahur. Oleh karena itu lebih baik berbuka dengan makan secukupnya sehingga nanti bisa makan sahur dengan cukup dan bergizi,” tutup drg Titik. (RA)