LPPM IPB University Menyiapkan Masa Depan Kemajuan Desa
“Data Desa Presisi menjadi sebuah solusi dari beragam permasalahan-permasalahan desa saat ini. Tentunya dengan akurasi data dari berbagai desa hingga kabupaten, dapat membangun kemajuan dari suatu desa,” ujar Prof Arif Satria pada Webcast Data Desa Presisi (DDP) Seri #1, 13/3. Rektor IPB University tersebut, secara khusus memberikan apresiasi pada sosok penggagas DDP tersebut. “Data Desa Presisi merupakan suatu metodologi yang digagas rekan-rekan IPB University khususnya Dr Sofyan Sjaf, ” ujarnya.
Dr Ernan Rustiadi, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University juga menyebut secara khusus pada Dr Sofyan Sjaf sebagai tokoh penggagas DDP. Selanjutnya ia memberikan penekanan pada sengkarut negeri ini.
“Sudah banyak upaya yang dilakukan pemerintah dalam penuntasan kemiskinan secara nasional di dalam pembangunan pedesaan namun, kecepatan penurunan taraf kehidupan di pedesaan nampaknya tidak seperti yang diharapkan,” ujar Dr Ernan.
Ia pun menunjukkan solusi yang bisa ditempuh untuk mengatasi problema besar bangsa ini. “Salah satu penyebab tidak tepat sasaran dalam menjalankan program-program memberantas kemiskinan adalah kesalahan data. Data Desa Presisi merupakan suatu tawaran dari IPB University untuk mengatasi permasalahan tersebut. Bagaimana cara kita menyusun, merancang, menyediakan data supaya program-program tentang profiling dan pembangunan dapat tepat sasaran,” ujarnya.
Berdasarkan pada Involusi Republik Merdesa (2019) yang merupakan buku penting untuk memahami fondasi ideologis DDP, Dr Sofyan Sjaf mendetailkan masalah yang harus secepatnya dituntaskan oleh negara. “Setidaknya ada lima hal yang menjadi problematik, berdasarkan buku Involusi Republik Merdesa, yakni: pertama. warga desa menjadi objek; kedua, belum ditemukan kreativitas; ketiga, akses data spasial yang tidak terbuka; keempat, rendahnya SDM desa; dan kelima, pengumpulan data yang manual,” ujar Dr Sofyan Sjaf.
Wakil Kepala Bidang Pengabdian kepada Masyarakat LPPM IPB University ini juga menekankan solusi yang sama sebagaimana yang disampaikan Prof Arif Satria dan Dr Ernan Rustiandi. “Data Desa Presisi ada untuk menghadirkan data akurat untuk Indonesia. Efisiensi data yang akurat itu datang dari desa. Inovasi dari Data Desa Presisi tidak hanya bersifat data numerik atau angka, namun juga data spasial. Data terlihat wujudnya, karena teknologi mempermudah kerja kita,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ketua Unit Desa Presisi (UDP) LPPM University, Lukman Hakim, MSi, menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak untuk membangun data yang presisi di desa. “Dalam membangun Data Desa Presisi diperlukan kerjasama, seperti inisiatif dari desa, dengan melibatkan berbagai pihak seperti dari perguruan tinggi, pemerintah daerah, warga dan pemuda desa, BUMN/BUMS, pemerintah desa dan kementerian dan lembaga pusat,” ucapnya.
Dalam inisiatif membangun DDP tersebut, ia merinci lima adanya lima pihak yakni swasta, desa, legislatif, daerah, dan kampus. Inisiatif tersebut juga berhubungan dengan kerja sama penganggaran dalam pelaksanaan di lapangan.
Pembicara terakhir memastikan memastikan DPP sangat relevan untuk memperjuangkan desa di tengah persaingan industri 4.0. Menurut Muhammad Iqbal, MSi ada dua inovasi yang memang wajib dilakukan khususnya untuk desa. Desa harus melakukan inovasi di bidang teknologi dan sosial.
Dosen ITK IPB University dengan keahlian pada Robotika Bawah Air dan Kecerdasan Buatan tersebut mengurai keunggulan DDP. “Dari pendekatan ini maka Data Desa Presisi yang dikembangkan oleh Dr Sofyan Sjaf, itu sangat relevan untuk mengembangkan industri 4.0 ini, ” ungkapnya.
Menurutnya, Data Desa Presisi akan menghasilkan data yang sangat besar, atau big data. Yang tidak bisa didapat dengan manual atau konvensional, kemudian Artificial Intelligence (AI) bisa pula mengambil peran pada hal tersebut.
Webcast ini merupakan kolaborasi UDP LPPM IPB University dengan Community Service Center (CSC) IPB University. CSC ini diharapkan membantu UDP LPPM IPB University dalam perekrutan tenaga lapangan dari kalangan mahasiswa. Keberadaan CSC merupakan inisiatif dari Lu’lu Firdausi Haqiqi, Ketua BEM FEMA IPB 2021, yang sekaligus menjadi moderator pada acara tersebut.