close

Inovasi Perguruan Tinggi Kunci Kemajuan Bangsa

Semarang – Dalam rangka meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian masyarakat di perguruan tinggi swasta, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan LLDikti Wilayah VI Jawa Tengah menggelar Rapat Koordinasi Pimpinan Perguruan Tinggi Wilayah VI Jawa Tengah “Implementasi Kebijakan Penelitian Nasional di Era Merdeka Belajar Kampus Merdeka”, Rabu (10/03). Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, Kepala LLDikti VI Muhammad Zainuri, Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kemenristek/BRIN Heri Hermasyah, dan Lukman selaku Sekretaris LLDikti VI.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam, dalam pemaparannya mengungkapkan kemampuan perguruan tinggi dalam beradaptasi di masa covid-19 merupakan bukti nyata, bahwa perguruan tinggi kita sebenarnya memiliki kemampuan inovatif, kreatif, inventif dan adaptif terhadap perubahan. Sehingga menjadi syarat penting untuk bisa survive dalam dinamika perubahan yang sangat cepat di era revolusi industri ke 4.

“Kunci untuk bisa maju dan berkembang menjadi negara berpenghasilan tinggi adalah inovasi. Inovasi itu sendiri sumbernya adalah perguruan tinggi dengan kurang lebih 4.600 perguruan tinggi di Indonesia. Hal ini adalah kekuatan raksasa, sehingga sangat penting untuk terus mendorong inovasi perguruan tinggi,” tutur Nizam.

Nizam menekankan aspek tantangan dan peluang untuk menjadi negara maju harus kita raih. Melihat peluang untuk bisa melompat menjadi negara maju sudah terbuka lebar, Indonesia memiliki bonus demografi dan saat ini Asia menjadi pusat ekonomi dunia. Lebih dari 50% nilai perdagangan dunia berada di Asia, sehingga menjadi peluang yang sangat besar dalam memasuki bonus demografi.

“Namun demikian, kita perlu upaya keras karena angkatan kerja yang berpendidikan tinggi saat ini masih di bawah 20 persen. Dilihat dari kacamata SDM mengenai kualifikasi SDM, Indonesia sudah tertinggal jauh dari persiapan negara-negara yang berhasil memanfaatkan bonus demografi. Oleh karena itu, perguruan tinggi harus bekerja 3 kali lebih cepat dari negara lain agar bisa bisa memanfaatkan bonus demografi seperti Negara-negara lain,” ujar Nizam.

Baca Juga :  Dukung Implementasi Merdeka Belajar, ISI Yogyakarta Jalin Kerjasama dengan Kemenkes RI

Nizam menambahkan tantangan yang ada di dalam negeri menjadi PR utama. Adanya publikasi internasional sangat penting tetapi saat ini, perguruan tinggi bisa menjadi tulang punggung dalam perekonomian nasional jauh lebih penting, bagaimana produk perguruan tinggi bisa menjadi pengungkit bagi segala aspek dengan harapan perguruan tinggi bisa menjadi mata air bagi kehidupan masyarakat dan kemajuan bangsa dan negara. “Kemajuan suatu bangsa negara akan sangat ditentukan oleh majunya pendidikan tinggi,” tambah Nizam.

Nizam pun mengungkapkan apabila perguruan tinggi dihadapkan dengan tantangan, maka perguruan tinggi akan mampu untuk menghadapinya. Hal ini terbukti jika dilihat selama pandemi, sudah banyak invensi dari perguruan tinggi yang tidak berhenti dihasilkan sampai saat ini. Sehingga dalam jangka waktu 4 sampai 5 tahun kita bisa mewujudkan mission impossible, dalam perkembangan publikasi internasional Indonesia sudah bisa meroket. Hal ini juga menjadi tantangan untuk menjaga dan terus mengakselerasi pendidikan.

Pada kesempatan yang sama Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan, perguruan tinggi memiliki beberapa tugas utama yaitu pendidikan pengajaran, penelitan dan pengabdian masyarakat yang sering disebut dengan tridarma perguruan tinggi. Namun, sering kali perguruan tinggi mendapat perhatian lebih jika hanya bertumpu pada pendidikan dan pengajaran saja. Oleh karena itu peran perguruan tinggi bukan hanya berperan sebagai lembaga dalam mentransfer ilmu saja, tetapi tugas perguruan tinggi berperan dalam mengembangkan dan memproduksi ilmu pengetahuan dan penelitian.

Baca Juga :  Dalam Seminggu, UTU Memenangkan 3 Kompetisi Kemendikbudristek RI

“Wajib bagi perguruan tinggi untuk mengembangkan program penelitian, melalui penelitian akan ditemukan hal baru dan solusi terhadap persoalan kehidupan masyarakat yang semakin kompleks sehingga menjadi kewajiban perguruan tinggi selalu mengikuti dinamika setiap persoalan yang terjadi di masyarakat sehingga menjadi lembaga yang memberikan kontribusi untuk menyelesaikan permasalahan,” kata Yasin.

Dalam rangkaian acara juga terdapat penyerahan pendanaan penelitian untuk perguruan tinggi negeri non badan hukum (PTN non BH) tahun 2021 yang bersumber dari Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri(BOPTN). Selain itu Kemenristek/BRIN juga telah mengucurkan Pendanaan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) untuk perguruan tinggi tahun 2021.

Pencanangan Go Green

Dalam kegiatan tersebut Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) wilayah VI juga melakukan penanaman pohon sebagai wujud pencanangan LLDIKTI Wilayah VI Go Green. Lukman menjelaskan adapun pemanfaatan dari pencanangan area go green tersebut untuk publik terutama perguruan tinggi ketika mengadakan event wisuda, seminar, konferensi ilmiah serta sarana olahraga yang dimiliki dapat dioptimalkan terlebih bila sudah menghilangnya pandemi Covid-19.

Nizam berharap masyarakat sekitar dan pegawai LLDikti VI untuk lebih mengenal lagi potensi alam yang ada. “Perguruan tinggi harus menjaga kawasan-kawasan resapan air dan kita harus mengenal tanaman dan hewan-hewan yang ada dikawasan ini, dengan cara seperti itu mungkin saja ada tanaman obat yang di sekitar bisa digunakan oleh kita,” pungkasnya.
(YH/DZI/FH/DH/NH/TJS/RAH/FAN/DON)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Laman : www.dikti.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Dikti
E-Magz Google Play : G-Magz