close

Dirjen Dikti Tekankan Pentingnya Sinergi Pentahelix untuk Pengembangan Smart City

Jakarta – Kondisi dunia saat ini sedang berada pada era yang sangat didorong oleh kemajuan teknologi, terutama teknologi informasi dan teknologi digital. Semakin berkembangnya ilmu di bidang Artificial Intelligence (AI), big data analytic, Internet of Things (IoT), membuat lahirnya perubahan yang sangat cepat pada dunia. Sehingga dunia pendidikan pun harus seiring dengan kemajuan dan perubahan tersebut. Demikian dikatakan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam pada webinar Transformasi Digital Menuju Kota 4.0, pada Rabu (18/11).

Revolusi industri ke-4 ini membawa tantangan sekaligus peluang besar untuk Indonesia. Seperti yang diprediksikan oleh McKinsey dalam sepuluh tahun ke depan, sekitar 23 juta lapangan pekerjaan yang ada saat ini akan digantikan oleh industri otomasi. Namun terdapat peluang sekitar 27-46 juta pekerjaan baru yang akan muncul dan dari 10 juta pekerjaan baru tersebut diantaranya adalah jenis pekerjaan yang berbasis industri 4.0.

“Indonesia merupakan negara yang paling cepat beradaptasi dengan ekonomi digital, terutama dalam online shopping. Maka dari itu, ekonomi Indonesia termasuk yang mampu untuk bertahan,” ujarnya.

Baca Juga :  UNEJ Peroleh Rekognisi German Academic Exchange Service

Berdasarkan hal tersebut, Nizam mengatakan bahwa teknologi dapat menjaga kondisi ekonomi. Dengan mengembangkan adaptasi teknologi yang kreatif, maka dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk melakukan lompatan-lompatan besar dalam mewujudkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi ke-6 di dunia.

“Untuk mewujudkannya kita perlu mewujudkan society 5.0, dimana terwujudnya masyarakat yang cerdas, masyarakat yang dewasa, masyarakat yang dapat menggunakan teknologi bukan untuk disruptif, tetapi menggunakan teknologi untuk berkolaborasi,” ucap Nizam.

Lebih lanjut, Nizam menyampaikan bahwa pentingnya mewujudkan smart society melalui segala upaya, terutama dalam bidang pendidikan. Contohnya seperti kerjasama antara perguruan tinggi dengan pentahelix, hal tersebut harus disinergikan secara bersama agar dapat saling mengisi, saling menguatkan, saling mengasihi, dan saling mengasuh.

“Saya sangat mengapresiasi pencetusan ide untuk pengembangan smart city dan smart community ini. Program ini harus terus didorong untuk melahirkan Indonesia cerdas,” pungkasnya.

Baca Juga :  Ditjen Diktiristek Gelar Pertemuan Tahunan Dewan Pengarah Asian International Mobility for Students (AIMS) Programme Ke-8

Pada kesempatan yang sama, Airin Rachmi Diany, selaku Ketua Asosiasi Pemerintahan Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), menjelaskan bahwa smart city merupakan salah satu program prioritas APEKSI yang bertujuan untuk mewujudkan kota yang cerdas dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat, hingga mampu menjadikan masyarakat lebih sejahtera.

“Perwujudan pelayanan yang semakin cerdas ini salah satunya dengan cara pemanfaatan teknologi dalam menjawab tantangan maupun peluang yang dihadapi oleh kota ataupun kabupaten di Indonesia,” ungkapnya.

Oleh karena itu, saat ini program smart city sudah menjadi keharusan dalam proses pelaksanaan pembangunan agar terwujudnya masyarakat Indonesia yang cerdas. Dengan adanya acara ini, maka pemerintah kota dapat menambah wawasan dan informasi, serta bertukar pikiran dalam menyelesaikan permasalahan daerah dan tercapainya  daerah yang cerdas, aman, nyaman, dan berkelanjutan.
(YH/DZI/FH/DH/NH/MFS/VAL/YJ/ITR)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan