close

i-Car, Kado Spesial ITS untuk Indonesia

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya menelurkan inovasi bidang teknologi. Usai sejumlah inovasi untuk membantu penanganan Covid-19, kini ITS meluncurkan karya teranyarnya berupa mobil listrik pintar yang diberi nama Intelligent Car (i-Car) ITS dalam acara soft launching yang bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Indonesia ke-75, Senin (17/8), di Taman Alumni ITS.

Peluncuran oleh Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng ini juga disaksikan oleh dua tokoh penting. Yakni Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro SE MUP PhD yang hadir secara virtual dan Wali Kota Surabaya Dr (HC) Ir Tri Rismaharini yang langsung hadir di lokasi acara.

Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian ITS Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD menjelaskan, i-Car merupakan prototype mobil listrik otonom, yaitu mobil listrik yang dapat berjalan sendiri tanpa pengemudi dengan bantuan kombinasi teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan Internet of Things (IoT). Hal ini memungkinkan mobil pintar tersebut membantu pengemudi mengenali potensi bahaya, mencegah tabrakan, dan mengurangi risiko kecelakaan, serta mampu mengoptimalkan tenaga dari penggerak motor listrik.

Dijelaskannya, i-Car saat ini memang berbasis mobil golf karena bentuknya yang relatif sederhana, sehingga dapat dimodifikasi dengan mudah.

“i-Car dilengkapi dengan berbagai sensor mulai dari pemanfaatan GPS (Global Positioning System) dengan ketelitian tinggi serta sensor LiDAR (Light RADAR),” papar Bambang.

Kedua sensor tersebut kemudian digabungkan dengan kamera beresolusi tinggi untuk digunakan dalam pengumpulan data sebagai bagian dari big data analysis yang selanjutnya diproses oleh komputer berspesifikasi tinggi yang tertanam di dalam mobil. “Dengan sensor-sensor tersebut, mobil pintar i-Car dapat berfungsi secara otonom,” ungkapnya.

Berbicara mengenai sistem operasional, Bambang menerangkan bahwa mobil ini dirancang berhenti di halte hingga dipanggil untuk menuju halte tertentu. Di masa mendatang, pemanggilan dan tujuan bisa dilakukan tidak hanya dari halte ke halte, tetapi bisa dari seluruh area yang dapat dijangkau oleh mobil pintar i-Car. “Nantinya mobil ini akan dijadikan mobil komuter di dalam area kampus. Mahasiswa dapat pergi dari satu halte ke halte yang lainnya menggunakan mobil ini yang dipanggil dari aplikasi i-Car,” ujar dosen Departemen Teknik Mesin ini.

Baca Juga :  Tim PKM-K UNAIR Ciptakan MASNANO, Masker Berfilter Nanoselulosa

Bambang juga menuturkan bahwa i-Car ITS dikategorikan berada antara level tiga dan empat berdasarkan United States National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) dan Society of Automotive Engineers (SAE) Autonomous Driving Grading Standard. Hal tersebut terlihat pada pengemudian (driving operation) dan pengenalan lingkungan berbasis sistem, serta otomatisasi yang telah berada di antara level kondisional dan optimal. Steering wheel (roda kemudi) sengaja masih dipasang dalam rangka memenuhi regulasi keamanan. “Ketika steering wheel dipegang, kendali otomatis beralih pada penumpang dan berubah menjadi manual dalam kondisi darurat yang mungkin terjadi di jalan,” imbuhnya.

Usai soft launching ini, menurut Bambang, i-Car akan terus dikembangkan untuk mencapai target berikutnya. Target yang dimaksud ialah merealisasikan produk inovasi teknologi hasil penelitian yang berdampak besar (high impact) bagi masyarakat melalui i-Car dengan versi yang lebih sempurna. “Pada bulan November, i-Car tidak akan berbentuk mobil golf lagi. Kami akan merancang chassis dan body mobil sendiri, sehingga siap difungsikan pada November,” bebernya.

Selanjutnya, ada target kedua yakni memperkuat sinergi antara peneliti di ITS dengan Pusat Penelitian dan Pusat Kajian,  Pusat Unggulan Inovasi (PUI), serta kawasan saintek (Science Techno Park/STP), sehingga dapat merealisasikan teknologi tinggi yang siap diinkubasi dan dimanfaatkan.

Hal tersebut selaras dengan yang diungkapkan Ketua Konsorsium Riset i-Car Dr Ir Endroyono DEA bahwa mobil pintar ini berhasil direalisasikan melalui kerja sama 10 judul penelitian para ahli di ITS. Lelaki berkacamata ini juga menambahkan satu judul penelitian mengenai panel surya yang juga turut bergabung demi terealisasikannya mobil pintar ini.

Baca Juga :  ISI Yogyakarta Gandeng PT Taman Wisata Candi Pentaskan Pagelaran “Maju Tak Gentar”

Setidaknya, ada lebih dari 30 tenaga ahli baik profesor, doktor, maupun master di bidang kompetensi masing-masing serta mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan mobil pintar ini. “Proses pengerjaan i-Car ini berlangsung selama enam bulan sejak terkumpulnya para peneliti di ITS dan membutuhkan tiga bulan untuk produksi i-Car ini sendiri,” ujar Endroyono yang juga Kepala Kawasan Saintek ICT dan Robotika ITS.

Menurutnya, i-Car merupakan bukti bahwa koordinasi dan kolaborasi antarpeneliti amatlah penting demi terciptanya teknologi yang bermanfaat bagi semua.

Target sinergi serta kolaborasi antarpeneliti tersebut turut mendapat dukungan penuh dari Menristek/Kepala BRIN. Menurutnya, Indonesia kini merupakan negara berpendapatan menengah ke atas dan menarget tahun 2045 jadi tahun di mana Indonesia memasuki era sebagai negara maju.

Untuk mencapai tujuan tersebut, kata Menristek, Indonesia harus mengubah diri dari berbasis Sumber Daya Alam (SDA) menjadi berbasis inovasi. “Berbicara mengenai inovasi, saya sangat mengapresiasi dan sangat bangga dengan ITS yang tidak henti-hentinya melakukan penelitian dan menghasilkan inovasi yang tidak hanya canggih dari sisi keilmuannya tapi juga dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ungkapnya.

Meski begitu, menurutnya, teknologi ini masih memasuki uji coba tahap pertama yang mana masih perlu terus dikembangkan dari segi keamanan dan akurasinya. Sehingga, ke depannya mobil maupun motor listrik dapat menjadi bagian dalam hidup kita tanpa mengganggu ritme kehidupan yang diinginkan masyarakat. “Sehingga diharapkan dapat mengurangi emisi dan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM),” tuturnya.

Dalam sambutannya, Rektor ITS yang biasa disapa Ashari tersebut beranggapan bahwa Revolusi Industri 4.0 yang terpaksa dipercepat lantaran pandemi Covid-19 menjadi salah satu latar belakang diciptakannya mobil pintar i-Car ini. Meski dana yang dikeluarkan dalam pembuatan mobil pintar ini tak sedikit, Ashari tetap optimistis dalam mewujudkan ITS sebagai kampus inovasi dan pelopor dalam teknologi.

“Untuk langkah awal akan dikembangkan tiga mobil di dalam kampus. Berikutnya, akan ada produk lagi tidak hanya mobil yang digunakan secara komersil untuk pengangkutan logistik,” ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng langsung melakukan ujicoba i-Car mengelilingi lapangan Taman Alumni ITS. Orang nomor satu di Surabaya ini juga mengaku percaya penuh dengan ciptaan ITS karena juga merupakan pengguna setia motor listrik buatan ITS.

“Saya sangat percaya dan yakin bahwa teman-teman di ITS ini mampu dan tangguh dalam menciptakan sesuatu meski dalam segala keterbatasan,” ujar alumnus ITS ini menggambarkan rasa bangga terhadap almamaternya. (HUMAS ITS)