close

Semangat Kampus Merdeka dalam Kuliah Perdana Pascasarjana FKG UGM

Jakarta- Nizam menjelaskan bahwa kita saat ini kita sedang dihadapkan dengan tantangan global yang kita sebut megatrend dunia. “Tantangan global kini semakin kompleks yang bisa kita intisarikan sebagai megatrend dunia. Misalnya usia harapan hidup yang semakin tua seiring dengan kemajuan teknologi di bidang kesehatan yang juga diimbangi dengan fertilitas yang menurun, terutama bagi negara maju,” tuturnya. Hal tersebut disampaikan oleh Nizam, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, pada Kuliah Perdana Pascasarjana FKG Universitas Gajah Mada, Senin (28/9).

Nizam mengatakan saat ini revolusi industri sedang terjadi. Revolusi industri ini berdampak pula pada lapangan pekerjaan yang ada. Seperti halnya revolusi industri pertama dimana pekerjaan manusia tergantikan oleh otomasi mesin, kemudian muncul pula pekerjaan baru sebagai operator mesin dan bengkel. Begitu pula saat ini yang terus berkembang hingga revolusi industri keempat.

“Kemajuan teknologi masuk ke revolusi industri. Dulu, revolusi industri pertama pekerjaan manusia tergantikan oleh otomasi mesin. Kini perkembangan dunia sudah sampai pada tahap revolusi industri keempat dimana seluruh unsur kehidupan manusia tercatat pada suatu alat teknologi seperti handphone”, jelas Nizam.

Nizam turut menjelaskan bahwa konsep Kampus Merdeka yang dirancang sejalan dengan peluang perkembangan teknologi saat ini. Dimana Perguruan Tinggi berkolaborasi bersama dunia kerja untuk merancang kompetensi yang dibutuhkan.

“Perkembangan teknologi ini bisa saja menjadi ancaman maupun peluang bagi kita. Peluangnya adalah banyak pekerjaan yang akhirnya lahir, namun belum dapat diprediksi kompetensi seperti apa yang dibutuhkan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Cara terbaik untuk memprediksi hari esok yang sangat tidak menentu adalah dengan menciptakan bersama kompetensi yang dibutuhkan antara Perguruan Tinggi dan dunia kerja. Hal ini sejalan dengan konsep Kampus Merdeka,” ujar Nizam.

Baca Juga :  Perguruan Tinggi Didorong Merespons Positif Tawaran Kemandirian

Nizam juga menyampaikan, salah satu program kampus merdeka yang penting diterapkan adalah kegiatan magang. Hal ini memiliki banyak manfaat bagi mahasiswa dan dosen, diantaranya dapat meningkatkan kompetensi dan membangun hari esok.

“Magang sangat penting, manfaatnya tentu sangat banyak baik bagi mahasiswa maupun dosen. Bagi dosen misalnya dapat terbantu dengan riset tentang apa yang dibutuhkan di dunia industri, kurikulum akan selalu update, dan kita akan bersama-sama membangun hari esok,” jelas Nizam.

Nizam menegaskan bahwa kampus kehidupan dengan kampus konvensional harus menyatu sehingga kampus menjadi hidup. “Jadi kita mengawinkan kampus kehidupan dengan kampus konvensional ini menjadi satu. Sehingga kampus menjadi hidup dan menjadi bagian dari pembentuk kehidupan generasi unggul. Skill, dan jaringan yang luas di dunia profesinya nanti, pengalaman, dan sebagainya. Outcome nya adalah lulusan yang profesional sehingga kita mendapatkan sumber daya manusia yang unggul, adaptif, kreatif, dan siap untuk memasuki dunia kerja atau menciptakan dunia kerja baru yang belum ada sebelumnya,” ujar Nizam.

Baca Juga :  Pencanangan Zona Integritas FISIP UPN Veteran Jawa Timur, Sesditjen Dikti Tekankan Perbaikan Layanan Tridarma Perguruan Tinggi

Untuk mencapai hal tersebut, ekosistem perlu dibangun melalui kerjasama pentahelix antara PT, dunia kerja, pemerintah, masyarakat, media, dan sebagainya yang bersinergi untuk mewujudkan implementasi Kampus Merdeka.

Di dunia kesehatan, Nizam menjelaskan bahwa transprofesional education sangat dibutuhkan bagi mahasiswa kesehatan khususnya di era revolusi industri 4.0. “Terlebih sekarang dengan revolusi industri 4.0 dimana kita sudah masuk ke digital ekonomi, interaksi antar keilmuan sudah menjadi sangat intens, sehingga sangat penting bagi teman-teman di dunia kesehatan untuk bisa membangun transprofesional education. Dengan frame Kampus Merdeka, menurut saya masih bisa fit dengan kebutuhan teman-teman di bidang kedokteran dan bidang kesehatan yang lain,” jelas Nizam.

Dalam rangka menghasilkan PT yang adaptif dan dinamis, semangat merdeka belajar dijadikan sebagai bagian untuk menghasilkan kreatifitas generasi yang unggul, membuka ruang semesta belajar, serta memperoleh pengalaman belajar bagi mahasiswa dengan menggandengkan PT dengan kampus kehidupan.

Pada akhir penyampaiannya, Nizam berharap PT dapat fokus pada learning outcome mahasiswa walaupun dalam masa pandemi saat ini. “Kita sangat berharap pandemi tidak menjadi bagian yang justru menjadikan potensi tadi hilang begitu saja,” harap Nizam.
(YH/DZI/FH/DH/NH/RMB/MSL)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan