RAPBN 2026: Anggaran Pendidikan Tinggi, Dosen, dan Sekolah Garuda Diperkuat untuk Cetak SDM Unggul
Jakarta-Pemerintah menetapkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dan Nota Keuangan 2026 dengan delapan agenda prioritas nasional, salah satunya adalah penguatan pendidikan dan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini disampaikan dalam konferensi pers mengenai RAPBN 2026 dan Nota Keuangan di Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan, Jumat (15/8).
Dalam rencana anggaran tersebut, sektor pendidikan mendapatkan alokasi sebesar Rp757,8 triliun, dengan porsi signifikan diarahkan untuk pendidikan tinggi dan pengembangan Sekolah Garuda sebagai bagian dari strategi jangka panjang mencetak generasi unggul.
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) siap mengoptimalkan alokasi anggaran ini untuk memperkuat ekosistem pendidikan tinggi berbasis riset dan inovasi, termasuk memperluas akses dari lulusan Sekolah Garuda ke perguruan tinggi serta mendorong hilirisasi sumber daya alam mentah yang dapat mendukung perekonomian Indonesia.
“Riset strategis seperti hilirisasi logam tanah jarang tengah dilaksanakan pendidikan tinggi. Mineral ini banyak dibutuhkan oleh negara lain. Harapannya, hasil riset dan pemurniannya dapat memberikan solusi nyata bagi kemandirian industri nasional,” ujar Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa dari total anggaran pendidikan, Rp150,1 triliun dialokasikan untuk sekolah dan perguruan tinggi. Anggaran ini mencakup Rp401,5 triliun untuk siswa dan mahasiswa, termasuk 1,2 juta penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dan Bidikmisi, 4.000 penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dan Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) sebesar Rp9,4 triliun untuk 201 PTN dan lembaga.
“Sekolah Unggul Garuda akan dikembangkan di sembilan lokasi daerah 3T, menjadi pengungkit pemerataan kualitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Menteri Sri Mulyani.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menambahkan bahwa pembangunan SDM bersama industrialisasi dan transformasi digital adalah kunci daya saing ekonomi.
“Peningkatan keterampilan pasar tenaga kerja, penyederhanaan regulasi bisnis, peningkatan kompetisi dan inovasi, serta adopsi kemajuan teknologi seperti AI diharapkan menjadi game changer,” katanya.
RAPBN 2026 juga mengalokasikan Rp37,5 triliun untuk perlindungan sosial terkait pendidikan. Melalui kombinasi perluasan akses pendidikan dan penguatan riset, Kemdiktisaintek berkomitmen untuk dapat mencetak SDM berdaya saing global dalam upaya ikut serta menjaga dan memperkuat kedaulatan ekonomi nasional.
Turut mengisi konferensi pers ini antara lain Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, dan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman.
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
#DiktisaintekBerdampak
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif