close

Inovasi Fuel Cell Nol Emisi untuk Moda Transportasi Kereta ala Tim Peneliti ITS

Bandung–Energi bersih bukan lagi sekadar wacana. Tim peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil mengembangkan Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) yang mampu menghasilkan listrik dan air tanpa emisi karbon. Produk inovasi ini ditampilkan sebagai salah satu produk unggulan bidang energi dalam Pameran Hasil Riset dan Inovasi Industri, di Konvensi Sains, Teknologi dan Industri Indonesia (KSTI) 2025, di Sasana Budaya Ganesa, Sabtu (9/8). 

PEMFC karya anak bangsa ini, memanfaatkan hidrogen sebagai bahan bakar dan oksigen dari udara bebas untuk menghasilkan listrik. Teknologi ini dirancang untuk mendukung sistem penggerak hybrid pada moda transportasi seperti kereta, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil. 

“Zero emission, tidak menghasilkan karbon, CO, maupun gas berbahaya lain. Output-nya listrik dan air,” jelas Johan Fausta Fa’iq, mahasiswa Teknik Material ITS, anggota tim pengembang.

PEMFC kata Johan, lahir dari kolaborasi lintas pihak, mulai dari ITS, PT Pertamina, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), hingga PT Industri Kereta Api (INKA), dengan dukungan riset yang dimulai sejak 2022.

Baca Juga :  Wamen Fauzan: Perbaikan Tata Kelola dan Inovasi menjadi Kunci Perkembangan Pendidikan Vokasi

Dengan target implementasi pada kereta hybrid dalam waktu dekat, tim ITS berharap teknologi ini dapat menjadi langkah nyata menuju transportasi berkelanjutan di Indonesia. 

“Semua jenis kereta, termasuk MRT dan KRL, berpotensi menggunakan sistem ini, tergantung penyesuaian spesifikasinya,” terang Johan.

Johan menjelaskan bahwa tahun ketiga pengembangan menargetkan versi 10 kilowatt untuk diimplementasikan pada kereta PT INKA. 

“Walaupun dimensinya kecil, output dayanya lebih besar dan efisien,” tambah Johan.

Pengembangan ini melibatkan tim lintas jurusan di ITS, mulai dari Teknik Material dan Metalurgi untuk pengembangan sel bahan bakar hingga Teknik Fisika untuk sistem kontrol. PT Pertamina turut menguji dan memverifikasi hasil riset, sementara PT INKA menyiapkan integrasinya pada kereta hybrid. Dari sisi pendanaan, LPDP memberikan dukungan penuh agar riset dapat berlanjut hingga tahap implementasi.

Baca Juga :  Kolaborasi Memperkuat Pertahanan Siber dan Elektronika Indonesia di KSTI 2025

“Dari tahun pertama hingga kini, kapasitas PEMFC terus mengalami lompatan signifikan. Prototipe awal berdaya 500 watt kini telah berkembang menjadi 1 kilowatt dengan desain yang lebih ringkas dan efisien berkat modifikasi pada katalis, yang menjadi “jantung” dari fuel cell,” paparnya. 

PEMFC menggunakan sistem open cathode yang memanfaatkan oksigen dari udara bebas, sehingga lebih praktis untuk aplikasi transportasi. Membran dan katalis yang digunakan terbuat dari kombinasi platinum, karbon, dan karbon nanotube dirancang untuk memaksimalkan transfer proton sekaligus menjaga efisiensi konversi energi.

Inovasi ini membuktikan bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah dapat melahirkan solusi teknologi yang relevan untuk tantangan energi masa kini. Melalui riset yang terus dikembangkan, PEMFC buatan ITS membuka jalan bagi masa depan transportasi ramah lingkungan di tanah air.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekBerdampak
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif
#KSTI2025
#SainsUntukIndonesia
#InovasiMasaDepan
#TeknologiBicara