ZAPA Emas, Pewarna Batik dari Limbah Pertanian Hasil Inovasi Politani Pangkep
Bandung-ZAPA Emas, produk pewarna batik dari limbah pertanian, menjadi salah satu inovasi yang dipamerkan pada stan Hilirisasi dan Hilirisasi dan Industrialisasi di Pameran Hasil Riset dan Inovasi Industri di Gedung Sasana Budaya Ganesa, Sabtu (9/8).
ZAPA Emas atau Zat Pewarna Alam Ekosistem Mandiri dan Sejahtera, merupakan produk pewarna batik yang dikemas dalam bentuk kering, sehingga praktis digunakan oleh para perajin batik. Pengembangan ZAPA Emas yang dipimpin oleh Zulfitriany Dwiyanti Mustaka, dari Politani Pangkep, sudah siap diproduksi secara massal.
“Produk ini digunakan dalam proses pewarnaan kain sutera dan kain batik motif kearifan lokal khas Sulawesi Selatan yang diuji dengan standar mutu uji tahan luntur warna dengan mengacu pada SNI 0279:2013,” tutur Zulfitriany di Sabuga, (09/08).
Ditambahkannya, produk ini berbahan limbah pertanian, sehingga menjadi solusi dari sampah biji alpukat (Persea americana), kulit rambutan (Nephelium lappaceum), kulit manggis (Garcinia mangostana), dan sabut kelapa (Cocos nucifera), dan kayu secang (Caesalpinia sappan).
“Permintaan pasar global untuk produk batik ramah lingkungan dengan pewarna alami terus meningkat. Hal ini diharapkan mendorong hilirisasi, kemandirian ekonomi, serta menumbuhkan sentra industri baru di wilayah Sulawesi Selatan,” ungkapnya.
Produk ZAPA Emas merupakan hasil kolaborasi Politeknik Pertanian Negeri Pangkep dengan pendanaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Tahun 2024. Proses produksi ZAPA Emas ini merupakan hasil diseminasi kepada masyarakat untuk melahirkan ekosistem mandiri dan sejahtera. Produk telah didiseminasikan pada beberapa mitra industri pelaku usaha batik, SMKN 8 Makassar, komunitas batik dan organisasi wanita, serta Tim Penggerak PKK Provinsi Sulawesi Selatan.
“Harapan kami, produk ZAPA Emas ini menjadi solusi, limbah pertanian tidak lagi dibuang namun menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi, serta memberdayakan masyarakat desa,” pungkasnya.
ZAPA Emas dipamerkan dalam gelaran KSTI 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Acara KSTI 2025 diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam sinergi dan kolaborasi dengan skema pentahelix yang melibatkan akademisi, pelaku industri, pemerintah, serta praktisi untuk merumuskan peta jalan dan kebijakan menuju kemandirian nasional.
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
#DiktisaintekBerdampak
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif
#KSTI2025
#SainsUntukIndonesia
#InovasiMasaDepan
#TeknologiBicara