close

Serat Lokal, Dampak Global: Inovasi Bahan Tekstil Ramah Lingkungan ala Mahasiswa Unpad di KSTI 2025

Bandung-Konvensi Sains, Teknologi dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) berkolaborasi dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), resmi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. KSTI ini juga menjadi ajang pamer inovasi dari kalangan mahasiswa, dari berbagai perguruan tinggi, dalam Pameran Hasil Riset dan Inovasi Industri di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga),  Jumat (8/8).

Salah satunya datang dari tim mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) yang menghadirkan produk tekstil berbahan dasar serat rami. Melihat tingginya permintaan industri tekstil dan dominasi bahan baku impor seperti kapas, para mahasiswa ini berupaya menawarkan solusi alternatif yang berkelanjutan.

“Kami memilih rami karena seratnya lebih kuat dari kapas dan ketersediaannya mulai meningkat di dalam negeri. Ini bisa jadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada kapas impor,” ujar Fathia, perwakilan tim mahasiswa Unpad.

Tidak hanya menawarkan keunggulan dari sisi bahan, inovasi ini juga menekankan pentingnya proses produksi yang ramah lingkungan. Dalam pengolahannya, mereka menggunakan metode bio degumming, yaitu teknik pemisahan getah dan serat yang melibatkan jamur. Metode ini dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan teknik kimia konvensional yang berpotensi mencemari lingkungan.

Baca Juga :  Dorong Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus, Ditjen Diktiristek Selenggarakan Pelatihan Video Content Creator

“Kami ingin menciptakan proses yang tidak hanya menghasilkan benang berkualitas, tapi juga memperhatikan dampak lingkungan. Karena itu, kami memanfaatkan pendekatan biologis dalam proses bio degumming-nya,” jelas Fathia.

Meski demikian, sebagian kecil unsur kimia masih digunakan untuk mendukung efektivitas proses, namun limbahnya tetap dikelola dengan menggunakan selulosa sebagai filter, sehingga lebih aman bagi lingkungan.

Setelah melalui proses pengolahan, serat rami ini menghasilkan benang dengan tekstur yang lebih lembut dan dapat dijadikan berbagai produk tekstil. Produk akhir dari inovasi ini antara lain kain anti air, sepatu berbahan kain rami, hingga interior rumah tangga seperti bantal dan pelapis kursi. Keunggulan serat rami yang kuat namun fleksibel membuka peluang besar untuk berbagai kebutuhan industri kreatif.

Baca Juga :  Koordinasi Penertiban PTS tidak Berizin

Inovasi dari Unpad ini menjadi bagian penting dalam misi KSTI 2025 yang mengangkat tema “Sains dan Teknologi untuk Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi”. Melalui KSTI 2025, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknolog (Kemdiktisaintek) mendorong mahasiswa untuk merancang solusi nyata yang tidak hanya inovatif tetapi juga relevan dengan tantangan industri dan lingkungan saat ini.

Kehadiran karya ini sekaligus menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam membangun masa depan yang lebih hijau. Dengan memanfaatkan potensi lokal seperti rami dan pendekatan teknologi ramah lingkungan, para mahasiswa Unpad menunjukkan bahwa inovasi tekstil tidak hanya soal estetika dan fungsi, tetapi juga tanggung jawab terhadap bumi.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekBerdampak
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif
#KSTI2025
#SainsUntukIndonesia
#InovasiMasaDepan
#TeknologiBicara