Lebih Aman dan Alami, Vaksin Unggas Ini Pakai Tanaman Meniran
Bandung-Di tengah meningkatnya kekhawatiran global terhadap resistensi antibiotik, kabar baik datang dari dunia riset tanah air. Tim peneliti Universitas Indonesia (UI) berhasil mengembangkan NE-Mun, vaksin unggas berbasis herbal yang digadang-gadang mampu mengurangi ketergantungan peternak terhadap antibiotik. Inovasi ini menjadi salah satu produk inovasi di bidang kesehatan yang ditampilkan pada Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025, Jumat (8/8).
NE-Mun dikembangkan sebagai respons terhadap penyakit Necrotic Enteritis (NE) pada unggas yaitu infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh toksin Clostridium Perfringens dan selama ini kerap ditangani dengan pemberian antibiotik dosis tinggi. Penggunaan antibiotik yang berlebihan inilah yang menjadi pemicu utama resistensi dan mengancam keberlanjutan industri peternakan.
Berangkat dari kondisi tersebut, tim peneliti yang terdiri dari Desak G.B. Krisnamurti, Agustin Indrawati, Safika, Trisnawati, Ryan Septa Kurnia, dan Christian Marco, menciptakan NE-Mun. Vaksin ini menggunakan kombinasi imunomodulator alami dari tanaman herbal lokal, menjadikannya sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dan aman bagi unggas.
NE-Mun diformulasikan dari empat komponen utama antara lain Toksoid C. perfringens, IgG antitoksin, Protein A dari Staphylococcus Aureus, dan ekstrak etanol tanaman Meniran (Phyllanthus niruri Linn.). Meniran berperan sebagai imunomodulator alami, yang mampu menstimulasi produksi antibodi tanpa menurunkan produktivitas ternak. Ini merupakan sebuah keunggulan yang jarang ditemukan pada vaksin berbasis adjuvan kimia.
Efektivitas vaksin ini telah dibuktikan lewat uji ELISA, dan menunjukkan hasil positif dalam hal keamanan, efikasi, dan stabilitas. Proses hilirisasi NE-Munpun sudah melalui berbagai tahapan penting, mulai dari ekstraksi bahan aktif hingga produksi prototipe.
Lebih dari sekadar inovasi, kehadiran NE-Mun juga menjadi bagian dari upaya memperkuat sistem kesehatan nasional yang berkelanjutan, sejalan dengan semangat Asta Cita keempat yaitu memperkuat sumber daya manusia, sains, dan ketahanan sektor kesehatan.
NE-Mun bukan sekadar produk ilmiah, namun juga wujud nyata bagaimana potensi lokal, baik dari sisi sumber daya alam dengan sentuhan sains dan teknologi serta kecakapan riset anak bangsa bisa menjawab persoalan masyarakat, khususnya di bidang kesehatan ternak.
Jika kamu tertarik mengikuti perkembangan inovasi NE-Mun dan riset-riset sejenis, jangan lewatkan update selanjutnya dari Konvensi Sains, Teknologi dan Industri Indonesia 2025!
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
#DiktisaintekBerdampak
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif
#KSTI2025
#SainsUntukIndonesia
#InovasiMasaDepan
#TeknologiBicara