close

KSTI 2025 Tampilkan Inovasi Teknologi Pertahanan Nasional

Bandung-Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkenalkan tiga inovasi strategis di bidang pertahanan: ARMITS (Armor ITS), AUTOMORSE (Automated Morse), dan FRN™ (Frangible Round Nose), hasil pengembangan yang menggabungkan teknologi tinggi, efisiensi operasional, dan keamanan pengguna dalam pameran Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025, Jumat (8/8). 

Ketiga produk ini dikembangkan untuk menjawab tantangan yang tidak dapat dipenuhi secara optimal oleh produk sejenis yang beredar di pasaran umum. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menekankan bahwa KSTI merupakan momentum kebangkitan sains dan teknologi nasional sekaligus ruang untuk mempertemukan peneliti, industri, dan pemerintah dalam mendorong hilirisasi teknologi. 

“Pemerintah ingin mengapresiasi dan memberikan wadah bagi para peneliti. Diharapkan karya riset dasar maupun yang telah dihilirisasi dapat dipamerkan,” ujar Menteri Brian.

ARMITS merupakan rompi antipeluru berbahan Polymer Matrix Composite yang lebih ringan hingga 50% dibandingkan rompi baja konvensional, yang umumnya berbobot 8–10 kg. Tidak hanya ringan, ARMITS juga tahan terhadap kelembapan dan tidak berkarat. Hal ini mempermudah pemeliharaan rompi, berbeda dengan rompi baja yang memerlukan perawatan khusus. ARMITS telah lulus uji balistik standar NIJ Level IIIA dan memiliki modularitas pelindung yang memungkinkan pergantian pelat sesuai kebutuhan medan tempur.

Baca Juga :  Melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Kemendikbud dan Kementan Sepakati Kerja Sama untuk Kemajuan Pertanian Indonesia

AUTOMORSE hadir sebagai solusi modern untuk komunikasi visual taktis antarkapal, menggantikan sistem lampu morse manual yang sangat bergantung pada keahlian operator. Dengan tingkat akurasi hingga 98% dan dukungan teknologi AI serta pemrosesan citra, AUTOMORSE mampu mengirim dan membaca sandi morse secara otomatis. Produk ini mengurangi kebutuhan personel dari lima menjadi satu, serta dilengkapi fitur seperti autotracking cahaya, enkripsi, dan protokol komunikasi ganda, yang merupakan keunggulan yang belum tersedia pada lampu morse konvensional.

Sementara itu, FRN™ dikembangkan sebagai peluru frangible 9×19 mm yang langsung hancur saat mengenai permukaan keras. Berbeda dengan peluru konvensional yang bisa memantul dan menyebabkan bahaya sekunder, FRN™ mengeliminasi risiko tersebut, menjadikannya ideal untuk latihan tembak dalam ruangan dan operasi militer di wilayah padat penduduk. Selain lebih aman, FRN™ juga ramah lingkungan karena tidak mengandung timbal. Varian berbahan copper-stannum dan copper-polyamide yang digunakan, telah melalui pengujian ketat dan dikembangkan melalui teknik simulasi multisoftware.

Ketiga inovasi tersebut mendapatkan dukungan pembiayaan dari berbagai sumber strategis, seperti Program Penelitian Kolaborasi Indonesia (PPKI), Riset Inovatif Produktif Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (RISPRO LPDP), dan Asian Development Bank Higher Education for Technology and Innovation (ADB HETI) ITS. Selain itu, produk-produk tersebut telah dipamerkan dalam berbagai ajang nasional dan internasional seperti Pameran Litbanghan, Tennovex, SinoX, dan TEKNOFEST di Turki. Dari sisi produksi, ITS telah menjalin kerja sama dengan PT Pindad dan PT Radar Telekomunikasi Indonesia untuk hilirisasi industri dan perluasan penggunaan produk.

Baca Juga :  Kemdiktisaintek dan Pemerintah Provinsi NTT melakukan Penandatanganan Hibah Lahan: Awal Pembangunan SMA Garuda di NTT

Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang) sekaligus Ketua Panitia Penyelenggara KSTI 2025, Fauzan Adziman menyampaikan bahwa kegiatan ini menekankan konsep kolaborasi pentahelix, yang melibatkan pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, industri, dan media.

“Kami ingin semua unsur pentahelix hadir dan berkolaborasi, sehingga diskusi yang terjadi lebih intens dan menghasilkan langkah konkret untuk mempercepat hilirisasi riset dan inovasi di Indonesia,” ujar Dirjen Fauzan.

Melalui pameran teknologi pertahanan di KSTI 2025, pemerintah menegaskan pentingnya sinergi antara riset perguruan tinggi, dukungan industri, dan kebijakan strategis untuk mewujudkan kedaulatan teknologi nasional, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekBerdampak
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif
#KSTI2025
#SainsUntukIndonesia
#InovasiMasaDepan
#TeknologiBicara