Dari Workshop Kamp Inklusif di Makassar Menuju Publikasi Internasional
Makassar – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang) menyelenggarakan Workshop Kamp Inklusif Penulisan Artikel Ilmiah dan Publikasi Internasional di Universitas Muhammadiyah Makassar, Selasa (23/07). Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas dosen dalam menulis artikel ilmiah di jurnal internasional yang memiliki reputasi bagus, sekaligus sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu riset nasional secara menyeluruh.
Sebanyak 40 dosen dari 20 perguruan tinggi yang tersebar di wilayah Indonesia Tengah dan Timur, mengikuti rangkaian workshop dan pendampingan intensif yang diselenggarakan selama empat hari. Institusi tersebut mencakup perguruan tinggi dari Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua. Para peserta dibimbing langsung oleh para pakar dari perguruan tinggi, lembaga penerbitan, dan mitra riset nasional dalam proses penyusunan artikel ilmiah yang memenuhi standar jurnal internasional bereputasi. Setelah pelatihan luring ini, selanjutnya para peserta akan mengikuti pendampingan daring selama lima bulan.
Pada kesempatan ini Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menegaskan, publikasi ilmiah bukan sekadar pelaporan, melainkan bentuk komunikasi intelektual yang menentukan posisi akademisi dalam komunitas ilmiah global.
“Satu-satunya cara agar dunia mengetahui apa yang kita kerjakan sebagai ilmuwan adalah melalui publikasi. Ini adalah komunikasi yang terstruktur, bukan laporan administratif. Dengan publikasi, kita membangun karier, memperkuat pengajaran, dan berkontribusi pada kebijakan serta praktik di masyarakat,” ujar Wamen Stella.
Pada kesempatan yang sama Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Fauzan Adziman, turut menekankan pentingnya peningkatan kualitas publikasi di samping capaian kuantitatif yang telah diraih Indonesia.
“Secara kuantitas kita sudah masuk tiga besar di ASEAN. Namun kini fokus kita adalah kualitas, kita ingin hasil riset para dosen tidak hanya terbit, tapi juga berdampak secara ilmiah dan relevan dengan tantangan masa depan,” jelas Dirjen Fauzan.
Sementara itu Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Abdul Rakhim Nanda, menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini di kampusnya. Ia menururkan kepercayaan sebagai tuan rumah menjadi motivasi tersendiri untuk meningkatkan kualitas akademik institusi.
“Kami percaya bahwa pelatihan ini bukan hanya mengasah keterampilan menulis para dosen, tetapi juga memperkuat semangat kolaborasi dan kontribusi nyata kampus dalam pengembangan ilmu pengetahuan di tingkat internasional,” ujarnya.
Para narasumber yang hadir dan memberikan pelatihan dalam workshop ini antara lain Ade Gafar Abdullah dan Ari Arifin Danuwijaya dari Universitas Pendidikan Indonesia, Farid Triawan dari Sampoerna University, Muhammad Kunta B. dari Universitas Ahmad Dahlan, serta Endang Rahmat dari penerbit internasional Elsevier. Mereka membagikan strategi praktis penulisan ilmiah, manajemen referensi, teknik korespondensi dengan reviewer, serta simulasi dan bedah artikel berdasarkan pengalaman publikasi di jurnal bereputasi tinggi.
Salah satu narasumber Ade Gafar Abdullah, menyampaikan bahwa sebagian besar peserta masih tergolong awam dalam menulis artikel untuk jurnal bereputasi. Hal tersebut diebabkan karena keterbatasan literasi dan pengalaman teknis.
“Kegiatan ini diharapkan berdampak luar biasa karena didesain dengan pendampingan intensif selama lima bulan,” ujarnya.
Senada dengan itu, peserta dari Universitas Cenderawasih Nurlita Dianingsih, menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan pemahaman yang lebih dalam bagi dosen muda.
“Kami jadi lebih paham dan mengerti bagaimana jurnal kami bisa tembus jurnal bereputasi. Kami sangat berharap kegiatan seperti ini bisa berlanjut karena pembimbingannya sangat efektif sampai tahap submit,” jelasnya.
Dalam sesi pelatihan peserta mendapatkan materi strategis mengenai pemilihan jurnal, struktur penulisan akademik, teknik komunikasi ilmiah, serta etika publikasi. Praktik bedah artikel juga dilakukan secara mendalam untuk membantu peserta mengembangkan draft artikel yang siap untuk dipublikasikan.
Diharapkan, upaya ini mendorong publikasi dosen Indonesia menjadi lebih berkualitas, tidak hanya berorientasi pada kuantitas, tetapi juga memenuhi standar eligibilitas dan bereputasi secara internasional.
Seperti kata Imam Al-Ghazali, jika engkau bukan anak raja, maka menulislah.