close

Kemdiktisaintek dan Komisi X DPR RI Dorong Kolaborasi Strategis melalui Dialog Aspiratif di Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh, Jumat (25/7) Dalam rangka Kunjungan Kerja Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), Khairul Munadi mendampingi Ketua Komisi X, Hetifah Sjaifudian dan anggota Komisi X lainnya, untuk melakukan kunjungan kerja ke Universitas Syiah Kuala (USK) dengan tujuan menyerap aspirasi masyarakat mengenai pendidikan tinggi. Kegiatan yang berlangsung di Balai Senat USK ini merupakan bagian dari agenda Reses Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024–2025.

Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Khairul menekankan pentingnya forum dialog antara pemerintah pusat, DPR, dan perguruan tinggi untuk memastikan arah kebijakan pendidikan tinggi yang responsif dan berdampak.

“Kami sangat mengapresiasi ruang diskusi terbuka seperti ini. Masukan dari USK akan menjadi referensi penting dalam perumusan program dan kebijakan pendidikan tinggi ke depan,” ungkap Dirjen Khairul.

Dirjen Khairul juga menyampaikan bahwa Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) tengah fokus mendorong transformasi kampus melalui Program “Kampus Berdampak”, peningkatan kapasitas dosen, serta penguatan kolaborasi dengan dunia industri dan dunia kerja. Dirjen Khairul berharap sinergi antara pemerintah dan DPR RI dapat mempercepat realisasi inisiatif-inisiatif strategis yang relevan bagi pengembangan pendidikan tinggi nasional, khususnya di daerah.

Baca Juga :  Wamen Fauzan: Dorong Diktisaintek Berdampak dengan Kolaborasi 

Kunjungan ini turut dihadiri oleh Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian beserta rombongan. Hetifah menegaskan komitmen DPR untuk terus mengawal anggaran dan kebijakan strategis bagi perguruan tinggi di daerah. Dalam dialog bersama sivitas akademika USK, sejumlah isu disampaikan, antara lain tantangan pasca perubahan status Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH), pencairan dana KIP-K, penguatan riset berbasis daerah, hingga kebutuhan percepatan pembangunan rumah sakit pendidikan dan rumah sakit hewan.

“USK sebagai salah satu perguruan tinggi negeri unggulan di Aceh harus mendapatkan perhatian lebih, baik dalam hal pendanaan, pengembangan program studi, maupun perluasan akses pendidikan,” ucap Hetifah.

Dirjen Khairul menegaskan, “Kami memahami berbagai tantangan yang dihadapi USK. Oleh karena itu, kolaborasi erat antara Kemdiktisaintek, Komisi X DPR RI, dan seluruh pemangku kepentingan sangat diperlukan agar pendidikan tinggi Indonesia semakin inklusif, relevan, dan unggul.”

Baca Juga :  Mendiktisaintek Tegaskan Komitmen pada Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Kejuruan di Pertemuan BRICS

Kegiatan ini juga sejalan dengan komitmen pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya Poin 4 (pendidikan berkualitas), Poin 9 (industri, inovasi, dan infrastruktur), serta Poin 17 (kemitraan untuk mencapai tujuan).

Dalam sambutannya, Rektor USK Marwan, menyampaikan sejumlah tantangan yang saat ini dihadapi perguruan tinggi, khususnya setelah perubahan status USK menjadi PTNBH. Beberapa isu utama yang disampaikan antara lain PTNBH esensinya tetap entitas pendidikan, keterbatasan anggaran, kebutuhan pengembangan infrastruktur, percepatan pembangunan rumah sakit pendidikan yang saat ini tengah berproses di Bappenas, serta rencana pengembangan rumah sakit hewan melalui konsorsiumnya.

“Kami berharap kunjungan ini dapat membuka ruang komunikasi yang lebih intensif antara perguruan tinggi dan para pengambil kebijakan, sehingga aspirasi kampus, khususnya dari daerah, dapat lebih diperhatikan dalam penyusunan kebijakan nasional,” ujar Rektor Marwan.

Turut hadir dalam kegiatan ini para Wakil Rektor dan Dekan USK, Rektor Universitas Teuku Umar, perwakilan ISBI Aceh, dosen, serta seluruh anggota Komisi X DPR RI.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekBerdampak
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif