Indonesia-Malaysia di Jalur Cepat Penguatan Jejaring Akademik
Jakarta–Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) mendorong penguatan kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia di bidang pendidikan tinggi melalui joint research, program pertukaran mahasiswa dan dosen, serta melanjutkan Memorandum of Understanding (MoU) bidang pendidikan tinggi. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemdiktisaintek Khairul Munadi ketika menerima audiensi Ketua Setiausaha (Sekretaris Jenderal) Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia, Datuk Anesee bin Ibrahim di kantor Kemdiktisaintek, Jumat (11/7).
Dalam kesempatan ini, Datuk Anesee menyampaikan komitmen untuk melanjutkan pembahasan antara Indonesia dengan Malaysia dalam acara ASEAN Malaysia 2025 di Langkawi, yakni kolaborasi joint research antara akademisi di kedua negara.
“Kerja sama yang diharapkan adalah di bidang Artificial Intelligence (AI), energi nuklir, dan astronomi, didasarkan keinginan membangun infrastruktur dan kapasitas kedua negara di bidang-bidang ini,” jelas Datuk Anesee.
Dirjen Khairul menyambut baik ajuan susulan mengenai kolaborasi ini dan menyatakan akan meneruskan agenda tersebut kepada Direktorat Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang) untuk perencanaan lebih lanjut. Dirjen Khairul juga mendorong skema visiting professors dan visiting lecturers untuk memperkaya pertukaran pengetahuan dan budaya kedua negara.
“Program visiting professors dan lecturers penting untuk mendukung internasionalisasi perguruan tinggi serta meningkatkan pemahaman budaya serumpun. Hal ini juga perlu dilakukan melalui penguatan program untuk mahasiswa,” ujar Dirjen Khairul.
Sejalan dengan keinginan memperkuat jejaring akademik, Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia mendorong peningkatan mobilitas mahasiswa Indonesia ke Malaysia. Diusulkan penambahan daftar kampus Malaysia dalam program-program beasiswa Indonesia. Hal ini disambut baik oleh Kemdiktisaintek, di mana Direktur Kelembagaan Ditjen Dikti Mukhamad Najib menyatakan langkah yang telah diambil untuk meningkatkan jumlah kampus luar negeri yang masuk daftar program dan lembaga beasiswa Indonesia.
“Kami sudah mengusulkan kepada Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk memperluas pilihan kampus supaya tidak terbatas pada ranking tertentu saja, tetapi juga berdasarkan program studi unggulan di berbagai kampus,” ujar Direktur Najib.
Sementara itu guna meningkatkan kolaborasi akademik Indonesia-Malaysia, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Ditjen Dikti, Berry Juliandi, memberikan opsi pembentukan konsorsium perguruan tinggi antara Indonesia dan Malaysia. Bentuk kerja sama ini dapat mendorong interaksi dan hubungan yang lebih cair antarkampus dan akademisi.
“Kami sudah membentuk konsorsium perguruan tinggi dengan negara-negara seperti Australia, Jepang, Inggris, Jerman, dan sebagainya. Ini bentuk yang tepat untuk memperluas jaringan pendidikan tinggi bersama Malaysia,” kata Direktur Berry.
Sebagai tindak lanjut, kedua negara sepakat untuk segera menyusun daftar perguruan tinggi dari masing-masing negara yang dapat bekerja sama serta percepatan finalisasi dan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antarpemerintah di bidang pendidikan tinggi. Langkah ini niscaya sangkil dan mangkus meletakkan jejaring akademik Indonesia – Malaysia pada jalur cepat.
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif