close

KRAI 2025 dan Ikhtiar Meletakkan Indonesia pada Peta Robotika Dunia

Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI) 2025 kembali digelar di Kampus Jatinangor Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tanggal 6-9 Juli . Sebagaimana kontes robot pada tahun-tahun sebelumnya, KRAI 2025 ini pun menyedot perhatian masyarakat.

Bagi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), perhelatan KRAI 2025 merupakan komitmen final dalam mendukung pembentukan karakter dan penguatan inovasi mahasiswa. Pergelaran ini menjadi momentum penting dalam mendorong terciptanya pendidikan tinggi yang berdampak dan berkontribusi langsung terhadap pengembangan teknologi serta daya saing bangsa.

Pada kesempatan itu, Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemdiktisaintek Berry Juliandi, menekankan pada pembukaan KRAI Tingkat Nasional 2025 bahwa esensi dari kompetisi ini bukan semata-mata tentang kemenangan, melainkan tentang proses dan pembelajaran yang menyertainya. Dia juga menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya KRAI 2025, khususnya ITB sebagai tuan rumah.

“Perjalanan adik-adik semua hingga sampai ke tahap ini bukanlah hal yang mudah. Dibalik pencapaian hari ini pasti ada proses panjang, mulai dari riset, perancangan, uji coba, kegagalan, hingga kerja sama dalam tim. Proses ini justru merupakan pembelajaran utama dalam kompetisi ini,” ungkap Berry Juliandi.

Pada kesempatan yang sama, Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemdiktisaintek ini, juga menggaris-bawahi KRAI merupakan salah satu wujud nyata kontribusi pendidikan tinggi dalam mencetak generasi pemimpin masa depan yang inovatif dan solutif.

Baca Juga :  Pendaftaran Segera Ditutup, IISMA Siapkan Kuota Untuk 3.000 Lebih Peserta

“Menjadi juara tentu membanggakan, namun yang jauh lebih penting adalah proses yang telah kalian jalani yang akan membentuk karakter, mental, dan kesiapan kalian menghadapi tantangan di masa depan,” demikian Plt. Direktur Berry Juandi.

Sementara itu Ketua pelaksana KRAI 2025 Vani Virdyawan, menyebutkan KRAI 2025 menjadi satu-satunya divisi dari Kontes Robot Indonesia (KRI). Penyesuaian ini merupakan konsekwensi dari organisasi penyelenggara dan kebijakan kementerian.

“Ada tujuh divisi dalam Kontes Robot Indonesia, namun pada tahun 2025 ini hanya satu yang dipertahankan yaitu Kontes Robot ABU,” ujar Vani Virdyawan.

KRAI 2025 mengedepankan tema robot basketball. Hal ini sejalan dengan tema ABU Robocon 2025 yang akan diselenggarakan di Mongolia. Dengan demikian KRAI 2025 menjadi ajang krusial untuk memilih tim yang akan mewakili Indonesia di kompetisi robot internasional tersebut.

Rangkaian kegiatan KRAI dimulai sejak 16 Mei 2025 melalui sosialisasi daring, dilanjutkan dengan pendaftaran dan pengiriman proposal serta video penampilan robot hingga 9 Juni 2025. Sebanyak 40 tim dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia mendaftar dan mengikuti tahap seleksi daring pada 14 Juni 2025. Dari proses ini, terpilih 24 tim terbaik yang bertanding secara langsung di tingkat nasional pada 6–7 Juli 2025 di ITB Jatinangor.

Baca Juga :  Upaya Tingkatkan Mutu Pendidikan Tinggi di Aceh, Kemdikbudristek Bangun Gedung Perkuliahan Unimal

KRAI tidak hanya menjadi ajang adu ketangkasan robotik, tetapi juga berperan dalam mendukung visi Indonesia 2045 melalui pengembangan sumber daya manusia unggul yang siap menghadapi tantangan global. Melalui kegiatan ini, Kemdiktisaintek berharap terjadi penguatan inovasi, peningkatan kemampuan teknis, dan pembentukan karakter mahasiswa dalam suasana kompetitif dan kolaboratif. Lebih jauh lagi, KRAI 2025 adalah ikhtiar meletakkan Indonesia pada peta robotika dunia.

Hasil dari kompetisi KRAI 2025 menetapkan tim RIVERA dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember sebagai juara pertama, sekaligus peraih strategi terbaik yang akan mewakili Indonesia pada ABU Robocon 2025 di Mongolia.

Juara kedua diraih oleh tim EIRA dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, sementara juara ketiga dimenangkan oleh tim Dewaruci dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Tim INVICTO dari Universitas Brawijaya memperoleh juara harapan, dan penghargaan desain terbaik diraih oleh tim Maestro Evo dari Universitas Negeri Yogyakarta.

KRAI 2025 menjadi bukti nyata bahwa pertembungan dan kolaborasi antara kreativitas, teknologi, dan semangat muda Indonesia mampu melahirkan inovasi yang berdaya saing global. Kemdiktisaintek akan terus berkomitmen mendukung ekosistem kompetisi yang mendidik dan memberdayakan mahasiswa menuju masa depan robotika Indonesia yang mumpuni.