Kick-off Review Mission PRIME STeP 2025: Penguatan STP untuk Ekosistem Riset yang Akuntabel dan Berdampak
Depok – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) melalui Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang) menyelenggarakan Kick-off Review Mission untuk program Promoting Research and Innovation through Modern and Efficient Science and Technology Parks Project (PRIME STeP) tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Senin–Selasa, 23–24 Juni 2025, di Science and Techno Park (STP) Universitas Indonesia, Depok.
Kegiatan yang merupakan bagian dari mekanisme pemantauan dan evaluasi untuk meninjau capaian serta tantangan implementasi proyek ini, dihadiri oleh perwakilan Asian Development Bank (ADB), Project Management Unit (PMU)-Ditjen Risbang, serta empat Project Implementation Unit (PIU) dari perguruan tinggi pelaksana program PRIME STeP yaitu Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, serta Universitas Gadjah Mada.
Dalam konteks penguatan akuntabilitas dan efektivitas pemanfaatan dana pendukung riset secara umum, Direktur Jenderal (Dirjen) Riset dan Pengembangan Dr. Fauzan Adziman, menekankan pentingnya pendekatan berbasis dampak dalam setiap alokasi pendanaan, khususnya kepada perguruan tinggi.
“Kita perlu mengkaji secara lebih mendalam dampak dari setiap rupiah yang diinvestasikan ke perguruan tinggi. Dari satu rupiah yang disalurkan, harus bisa diukur berapa besar dampak ekonomi yang dihasilkan. Ini penting sebagai dasar untuk merancang kebijakan pendanaan riset yang lebih efektif dan berdampak,” ujar Dirjen Fauzan.
PRIME STeP adalah program kolaborasi Pemerintah Indonesia dan ADB yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pengelolaan Science techno Park (STP) di perguruan tinggi. Peningkatan kualitas dan efisiensi tersebut dicapai melalui tiga komponen utama, yaitu peningkatan fasilitas, penguatan sistem inovasi dan kemitraan, serta penguatan kelembagaan.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Bina Talenta Penelitian dan Pengembangan, Karlisa Priandana, selaku salah satu direktorat pengampu program PRIME STeP, juga menekankan pentingnya kesinambungan program dalam membangun ekosistem inovasi kampus.
“Kami mendorong agar setiap STP menjadi pusat pertumbuhan inovasi yang berkelanjutan, tidak hanya melalui infrastruktur tetapi juga melalui penguatan kapasitas SDM, kemitraan dengan industri, dan tata kelola yang adaptif. PRIME STeP adalah jembatan yang mendekatkan potensi kampus dengan kebutuhan pasar,” ungkap Karlisa.
Dalam pertemuan ini PMU dan PIU memaparkan kemajuan pelaksanaan pembangunan fasilitas riset dan rencana kerja tahun 2025, serta pelaksanaan program penguatan kapasitas, riset terapan, dan inkubasi startup di masing-masing STP. Selain itu turut dibahas perkembangan pencairan dana dan identifikasi isu-isu utama yang dihadapi selama pelaksanaan.
Tim ADB dan PMU juga menyampaikan sejumlah usulan penyempurnaan proyek, termasuk revisi indikator Design and Monitoring Framework (DMF), penyesuaian sektor prioritas pengembangan STP, serta pembaruan pedoman operasional riset terapan dan inkubasi startup.
Principal Social Sector Specialist ADB, Fook Yen Chong, dalam sambutannya menyoroti pentingnya menjaga momentum pelaksanaan proyek dan segera melanjutkan langkah-langkah percepatan.
“Setelah pertemuan review ini, saatnya kita mempercepat langkah. Kami menantikan laporan atas capaian yang telah diraih, sekaligus membahas strategi percepatan yang diperlukan untuk merealisasikan pelaksanaan proyek PRIME STeP secara lebih optimal,” ujar Chong.
Program PRIME STeP menjadi bagian dari upaya strategis untuk membina dan memperkuat kapasitas kelembagaan STP dalam mendukung penguatan ekosistem riset dan pengembangan pendidikan tinggi yang berkelanjutan.
Sementara Principal Education Specialist ADB, Yumiko Yamakawa, menyampaikan apresiasi atas komitmen pemerintah dan perguruan tinggi dalam mendukung transformasi STP.
“Kami berharap program ini dapat menjadi katalis bagi ekosistem inovasi di Indonesia. ADB berkomitmen untuk terus mendukung proses peningkatan kapasitas dan keberlanjutan program,” ungkap Yumiko.
Kick-off Review Mission ini menandai dimulainya fase evaluasi dan penyelarasan strategi pelaksanaan program tahun 2025 dan tahun-tahun berikutnya, guna memastikan efektivitas pencapaian sasaran pembangunan pendidikan tinggi, sains, dan teknologi di Indonesia. Kegiatan ini akan dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke STP dan rapat penutupan yang dijadwalkan berlangsung hingga 3 Juli 2025.
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
#DiktisaintekBerdampak
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif