Kamp Inklusif : Mendorong Publikasi Internasional melalui Penguatan Talenta Penelitian dan Pengembangan di Wilayah Prioritas
Jakarta — Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), resmi meluncurkan Program Kamp Inklusif Penulisan Artikel Ilmiah dan Publikasi Internasional 2025 melalui seminar daring yang diikuti oleh perwakilan perguruan tinggi dari wilayah Indonesia bagian tengah dan timur, pada Jumat (20/6).
Program yang dikelola oleh Direktorat Bina Talenta Penelitian dan Pengembangan ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat kapasitas peneliti nasional untuk menghasilkan publikasi ilmiah bereputasi dengan pendekatan yang inklusif, sekaligus mendorong peningkatan kontribusi akademik dari seluruh wilayah Indonesia secara merata.
Turut meresmikan program ini, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie yang menegaskan bahwa kemampuan menulis merupakan keterampilan dasar dalam komunikasi ilmiah, yang harus dibangun secara berkelanjutan di lingkungan akademik.
“Menulis ilmiah bukan sekadar keterampilan teknis, tetapi merupakan ekspresi intelektual yang harus ditumbuhkan sejak dini dalam budaya akademik,” ujar Wamen Stella.
“Kami mendorong agar setiap dosen dan peneliti menyadari bahwa publikasi berkualitas adalah investasi jangka panjang bagi kemajuan bangsa,” tambahnya.
Berdasarkan data Sebaran Publikasi Ilmiah Internasional Bereputasi 2019–2023 yang diperoleh dari www.sinta.kemdiktisaintek.go.id, terdapat kesenjangan yang signifikan dalam jumlah publikasi antara wilayah Indonesia bagian tengah dan timur dibandingkan dengan bagian barat, khususnya Pulau Jawa. Kondisi ini menjadi dasar penetapan lokus prioritas dalam program ini, yaitu dosen dari 28 perguruan tinggi akademik dan vokasi yang berada di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara.
Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, Fauzan Adziman, menegaskan komitmen Kemdiktisaintek dalam membangun ekosistem dan budaya riset yang inklusif dan berdampak.
“Kami ingin membangun semangat kolaboratif lintas wilayah agar setiap perguruan tinggi, tanpa memandang lokasi geografisnya, dapat menghasilkan riset berkualitas dan relevan,” ujar Dirjen Fauzan.
“Program ini bukan hanya tentang pelatihan teknis, tetapi juga membentuk budaya menulis ilmiah yang berkelanjutan dan berdampak luas,” tambahnya.
Program ini merupakan batch pertama yang akan memfasilitasi sebanyak 40 dosen dari perguruan tinggi di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur untuk mengikuti serangkaian kegiatan kamp yang dilaksanakan secara luring dan daring.
Plt. Direktur Bina Talenta Penelitian dan Pengembangan, Karlisa Priandana, menyampaikan bahwa Kamp Inklusif ini ditujukan bagi dosen-dosen yang belum memiliki publikasi di jurnal internasional bereputasi.
“Ke depan, program kamp publikasi ini akan diperluas dan diharapkan dapat diinisiasi oleh perguruan tinggi, khususnya yang berada dalam klaster mandiri. Ini penting untuk memperkuat kapasitas institusi dalam mengelola program pengembangan riset yang berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan wilayah masing-masing.” ujarnya.
Menurutnya, salah satu tujuan utama program ini adalah mencetak penulis-penulis ilmiah yang tidak hanya mampu menembus jurnal bereputasi internasional, tetapi juga memiliki kepekaan terhadap isu-isu strategis, baik di tingkat lokal maupun global.
Para peserta yang lolos seleksi akan mendapatkan materi, praktik penulisan, serta pendampingan intensif selama kurang lebih lima bulan guna meningkatkan kapasitas dalam menulis dan mempublikasikan artikel ilmiah di tingkat internasional.
“Melalui program ini, kami berharap tercipta transformasi budaya akademik yang lebih produktif dan visioner,” lanjutnya.
Melalui program ini, Kemdiktisaintek mendorong terciptanya talenta unggul riset yang mampu bersaing di tingkat internasional. Tidak hanya mendorong peningkatan kuantitas publikasi, kamp inklusif ini juga dirancang untuk memastikan setiap publikasi memiliki kualitas dan kebermanfaatan tinggi bagi masyarakat.