close

Indonesia Dukung Pendidikan Tinggi ASEAN menuju Masa Depan Inklusif dan Inovatif

Langkawi-Transformasi pendidikan tinggi menjadi fondasi penting bagi ketahanan dan kemajuan kawasan Asia Tenggara di tengah disrupsi global. Dinamika dari disrupsi ini menuntut sistem pendidikan tinggi yang unggul dan mampu menjadi motor penggerak inovasi dan pembangunan.

Laporan UNESCO 2024 menunjukkan bahwa ketimpangan akses pendidikan tinggi di kawasan Asia Tenggara masih signifikan. Di Indonesia, data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 mencatat Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi berada pada angka 32%, memperlihatkan masih luasnya ruang peningkatan akses dan pemerataan pendidikan tinggi nasional. 

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan mewakili Indonesia dalam forum “Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Higher Education Ministers Roundtable: Envisioning the Next Decade and Beyond” di Langkawi, Malaysia pada Kamis (19/6). 

“Pendidikan tinggi harus melampaui pencapaian akademik dan berperan sebagai kekuatan penggerak bagi ketahanan kawasan, kemajuan inklusif, dan inovasi,” tegas Wamen Fauzan. 

Pelaksanaan ASEAN Higher Education Ministers Roundtable tahun 2025, menghasilkan “ASEAN Leader Declaration on Higher Education” yang akan diadopsi pada pertemuan tingkat kepala negara ASEAN. Deklarasi ini merupakan pembaruan dari Deklarasi Kuala Lumpur 2015 sebagai arah baru pendidikan tinggi ASEAN di masa mendatang.

Baca Juga :  Wamen Fauzan Tekankan Pentingnya Kolaborasi Bangun Indonesia

“Indonesia mendukung penuh inisiatif mengembangkan Deklarasi ASEAN yang baru di bidang pendidikan tinggi yang spesifik dan searah dengan perubahan dinamika yang berakar dari teknologi, perubahan iklim, dan ketidakpastian global. Kami percaya bahwa deklarasi ini dapat memberi arah strategis dalam lanskap pendidikan,” ujar Wamen Fauzan.

Wamen Fauzan juga memperkenalkan inisiatif baru Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), yakni “Diktisaintek Berdampak” yang mengedepankan penguatan sinergi antara kampus, industri, dan komunitas lokal melalui pengembangan keterampilan digital, riset terapan, serta kesesuaian pendidikan dengan kebutuhan masa depan.

Inisiatif ini selaras dengan arahan Presiden Republik Indonesia dalam Asta Cita, pengembangan sumber daya manusia dan pemerataan akses pendidikan menjadi prioritas utama Indonesia. Untuk mewujudkan hal ini, Kemdiktisaintek juga menargetkan peningkatan APK perguruan tinggi menjadi 38,04% pada tahun 2029.

Wamen Fauzan menutup diskusi dengan menyerukan semangat kolaborasi regional. Dalam dunia yang berubah dengan cepat, negara ASEAN perlu bekerja sama untuk mempersiapkan diri dengan cara-cara baru. Generasi muda perlu didorong untuk mengasah kemampuan berorientasi masa depan untuk mewujudkan hal ini.

Baca Juga :  Mahasiswa IISMA Entrepreneur Siap Menimba Ilmu Kewirausahaan di Luar Negeri

 

“Melalui visi bersama dan aksi kolaboratif, kita dapat membangun ekosistem pendidikan tinggi ASEAN yang inklusif, inovatif, dan berdampak,” harap Wamen Fauzan.

Pada kesempatan yang sama, Wamen Fauzan juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pendidikan Tinggi Malaysia YB Dato’ Seri Diraja Dr. Zambry Abdul Kadir. Pada pertemuan tersebut, dibahas berbagai isu dalam upaya peningkatan kerjasama bidang pendidikan tinggi, salah satunya melalui finalisasi naskah kerja sama pendidikan tinggi yang akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan kerja sama antara kedua negara. 

Mari bergerak bersama membangun masa depan pendidikan tinggi yang inovatif, memberi peluang bagi generasi muda, dan demokratis. Dengan semangat kolaborasi dan keberagaman, pendidikan yang menjawab tantangan zaman dapat terwujud.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekSigapMelayania
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif