close

Ekosistem Riset Berbasis Nilai: PTMA Didorong Menjadi Model Perguruan Tinggi Masa Depan

Balikpapan – Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) terus memperkuat peran strategisnya dalam pengembangan riset dan pengabdian masyarakat yang berdampak dan berbasis nilai. Komitmen ini ditegaskan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Al-Islam Kemuhammadiyahan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan pada Jumat (13/06).

Dalam sesi kebijakan bertema Transformasi Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, Fauzan Adziman, menyampaikan bahwa PTMA memiliki potensi strategis sebagai aktor penting dalam sistem riset nasional. PTMA dinilai mampu menghasilkan riset yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berdampak nyata bagi masyarakat dan bangsa.

“PTMA punya basis sosial dan nilai yang kuat. Sekarang saatnya kita dorong riset di PTMA agar tak hanya selesai di jurnal, tetapi benar-benar menyelesaikan masalah di masyarakat dan bangsa.” ungkap Dirjen Fauzan.

Pendekatan riset di perguruan tinggi perlu diubah dari yang semula berbasis topik menjadi berbasis problem-solving. Pendekatan ini menuntut kolaborasi lintas disiplin, dan PTMA dinilai siap karena telah terbiasa menjalankan pendidikan dan pengabdian masyarakat secara terintegrasi.

Baca Juga :  Kemdiktisaintek dan Pemerintah Provinsi NTT melakukan Penandatanganan Hibah Lahan: Awal Pembangunan SMA Garuda di NTT

“Kalau riset hanya fokus pada topik, maka output-nya berhenti di akademik. Tapi kalau fokus pada masalah, maka riset akan memiliki dampak sosial. Inilah medan PTMA.” lanjutnya.

Dirjen Fauzan juga menyoroti arah kebijakan nasional yang saat ini sedang dibangun, yakni sistem riset berbasis talenta, ekosistem, dan hilirisasi. Perguruan tinggi perlu didorong untuk berani mulai membentuk spin-out company, mengembangkan hasil riset yang siap diinkubasi, dan mendirikan technology transfer office yang mumpuni.

“Proposal-proposal dari PTMA menunjukkan kualitas, pemerataan wilayah, dan keberpihakan sosial yang kuat. Ini kekuatan khas yang tidak semua perguruan tinggi punya.” tambahnya.

Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta, Harun Joko Prayitno, yang juga sebagai moderator, menyampaikan pentingnya forum Rakornas sebagai ruang konsolidasi untuk menyatukan komitmen riset yang berpihak pada masyarakat.

Baca Juga :  Gencarkan Transformasi Dikti, Mendikbud Luncurkan Selancar PAK, Dasbor IKU, dan Command Center

“Forum ini bukan hanya tempat berbagi gagasan, tetapi ruang untuk menyatukan komitmen riset yang berpihak pada masyarakat. PTMA harus terus bergerak sebagai pelopor perubahan berbasis nilai.” ucap Rektor Harun.

Dalam kesempatan yang sama, dilakukan pula penandatanganan Nota Kesepahaman antara Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan dengan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Nota Kesepahaman ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat akses PTMA terhadap skema pendanaan riset melalui program Riset Kolaboratif Indonesia (RKI)–LPDP.

Kolaborasi ini menandai komitmen bersama antara pemerintah dan Muhammadiyah dalam menjadikan riset sebagai instrumen pemberdayaan umat, pembangunan daerah, dan penguatan posisi perguruan tinggi swasta dalam sistem riset nasional.