close

Wamen Fauzan Bangun Semangat Perguruan Tinggi Swasta di Timur Indonesia Berinovasi Tanpa Batas

Sorong– Pendidikan tinggi di kawasan timur Indonesia menghadapi tantangan besar: disparitas kualitas, akses, dan persepsi publik terhadap mutu kampus swasta. Meskipun memiliki potensi lokal yang kuat, banyak perguruan tinggi swasta (PTS) di wilayah Papua Barat Daya masih berjuang membangun kepercayaan, meningkatkan mutu, dan memperluas pengaruhnya di tengah masyarakat.

Saat ini sebagian besar mahasiswa di kawasan ini berasal dari keluarga berpenghasilan rendah, dengan keterbatasan sumber daya digital dan akademik. Namun, di tengah keterbatasan ini, muncul semangat besar dari kampus-kampus lokal seperti Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong (UNIMUDA Sorong) yang berhasil mencatat lebih dari 6.000 mahasiswa aktif, 78% di antaranya adalah Orang Asli Papua (OAP), serta menorehkan berbagai prestasi nasional dan internasional.

Baca Juga :  Polinema Dorong Hilirisasi Riset melalui Kolaborasi Pentahelix dan Platform Digital Inovatif

Dalam kunjungannya, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan pada Diskusi Pimpinan PTS se-Papua Barat Daya hadir memberikan semangat serta arah kebijakan kepada sivitas akademika dan pimpinan kampus, Selasa (10/6).

“Hidup ini memerlukan energi nekat, energi gaspol. Jangan pelihara pesimisme,” tegas Wamen Fauzan. Pertumbuhan kampus di Indonesia timur harus dilandasi keberanian untuk keluar dari zona nyaman, berinovasi, dan menyambut peluang teknologi.

Arahan Wamen Fauzan selaras dengan komitmen nasional terkait pentingnya membangun Indonesia dari pinggiran, dengan fokus pada pengembangan SDM unggul di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi juga telah menetapkan peta jalan transformasi digital kampus sebagai langkah strategis akselerasi mutu pendidikan di seluruh Indonesia.

Baca Juga :  Ditjen Diktiristek Kawal Penanggulangan Ekstremisme di Lingkungan Perguruan Tinggi

Dalam forum diskusi, para pimpinan PTS juga menyampaikan tantangan yang mereka hadapi, termasuk keterbatasan dosen berkualifikasi S3, pendanaan riset, dan infrastruktur pembelajaran digital. Beberapa kampus di Sorong saat ini telah memulai berbagai terobosan seperti pelatihan digital marketing untuk masyarakat lokal, pengembangan kerajinan Papua berbasis entrepreneur education, hingga integrasi Virtual Reality (VR) dalam program wisata pendidikan.

Pendidikan tinggi adalah kunci pembangunan Papua dan wilayah timur Indonesia, untuk itu Kemdiktisaintek mengajak semua pemangku kepentingan, akademisi, tokoh masyarakat, dunia usaha, dan media untuk bahu membahu membangun kampus berbasis komunitas yang inklusif, adaptif, dan unggul.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif