close

Mendiktisaintek: Penguasaan Sains dan Teknologi Kunci menuju Indonesia Maju serta Tangguh

Jakarta–Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, menjadi pembicara utama dalam Program Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan (PPNK) Angkatan ke-220 Kolaboratif yang diselenggarakan Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), Rabu (22/5).

Dalam forum yang bertema “Mengukuhkan Nilai-Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Geopolitik Global dalam Rangka Mendukung Asta Cita”, Menteri Brian menyampaikan bahwa penguasaan sains dan teknologi merupakan kunci strategis untuk memperkuat ketahanan nasional sekaligus mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi negara maju dan berpendapatan tinggi.

“Negara yang ingin maju harus membangun industrinya di atas fondasi sains dan teknologi. Itu bukan pilihan, melainkan keharusan. Kita sedang menghadapi percepatan perubahan global dan disrupsi teknologi, tapi di sinilah justru peluang besar bagi bangsa kita,” tegas Menteri Brian.

Mendiktisaintek menyoroti tantangan dunia pendidikan tinggi yang saat ini menghadapi disrupsi akibat kecerdasan buatan (AI).

“Dosen menghadapi tantangan baru, yaitu memastikan mahasiswa benar-benar memahami materi atau hanya mengandalkan AI. Tapi ini bukan alasan untuk mundur, melainkan panggilan untuk beradaptasi dengan cepat,” ungkap Menteri Brian.

Baca Juga :  ForTi untuk Pendidikan dan Pemberdayaan Perempuan Indonesia

Mendiktisaintek juga menyampaikan visi besar Presiden RI untuk mendorong Indonesia menjadi negara industri maju berbasis teknologi.

“Presiden selalu menanyakan, apakah SDM kita siap, Karena beliau ingin Indonesia masuk ke dalam kelompok negara berpenghasilan tinggi. Kita harus menjawab ini dengan menyiapkan SDM unggul dan inovatif,” ujar Menteri Brian.

Lebih lanjut, Mendiktisaintek mengajak seluruh pemangku kepentingan, termasuk perguruan tinggi, untuk mengambil peran aktif.

“Kampus harus menjadi pusat riset yang menyelesaikan permasalahan nyata. Tugas akhir, skripsi, seharusnya berasal dari kebutuhan daerah dan tantangan industri. Ini bentuk konkret link and match yang kita dorong,” tambah Menteri Brian.

Mendiktisaintek juga mengungkapkan inisiatif lintas kementerian, termasuk dengan Kementerian Pertanian, dalam mengembangkan 12 komoditas strategis nasional seperti kopi, kakao, dan tebu untuk mengurangi ketergantungan impor.

“Kita sudah punya pasar besar, tapi gagal menjadi produsen kuat. Maka diperlukan pengembangan riset, bangun teknologi, dan perkuat industri nasional,” ujar Menteri Brian.

Baca Juga :  Dukung Peningkatan Kualitas Pembelajaran, Ditjen Diktiristek Serahkan Hibah Fasilitas Penunjang Riset Bidang Inovasi Pembelajaran

Menjawab pertanyaan alumni ITB dalam sesi diskusi, Mendiktisaintek menegaskan bahwa disrupsi adalah keniscayaan yang harus dimanfaatkan.

“Kita tidak bisa menghindari disrupsi, tapi kita bisa mengarahkan dampaknya. Industri harus jadi lokomotif untuk meningkatkan kemampuan masyarakat membayar layanan berkualitas. Ini misi bersama yang memerlukan kolaborasi lintas sektor,” kata Menteri Brian.

Mendiktisaintek menutup dengan pesan kuat mengenai arah masa depan bangsa sekaligus pesan dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

“Hanya bangsa yang menguasai sains dan teknologi yang akan menjadi bangsa yang makmur. Mari kita jadikan tantangan hari ini sebagai jalan menuju lompatan besar bagi Indonesia,” pungkas Menteri Brian.

Kehadiran Menteri Brian dalam forum strategis Lemhannas RI mempertegas komitmen Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dalam memperkuat ketahanan nasional melalui akselerasi penguasaan ilmu pengetahuan, inovasi teknologi, dan pembangunan SDM unggul.

Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

#DiktisaintekBerdampak
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif