Dorong Penguatan Dampak Pendidikan Tinggi: Pemerintah Tekankan Konteks dan Keunikan Lokal Kampus
Banjarmasin (17/4) – Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Khairul Munadi ke kampus di Kalimantan menegaskan bahwa penguatan empat pilar pendidikan tinggi—akses, mutu, relevansi, dan dampak—harus dijalankan secara kontekstual dan disesuaikan dengan karakteristik dan potensi lokal di tiap-tiap kampus. Dengan demikian, transformasi pendidikan tinggi di Indonesia diarahkan untuk menghasilkan dampak nyata di masyarakat.
Kampus tidak lagi didorong untuk menerapkan kebijakan secara seragam, melainkan diarahkan agar mampu beradaptasi dengan kondisi, tantangan, dan kekuatan masing-masing wilayah.
“Program yang sudah ada sebelumnya merupakan program yang baik, namun tidak semua perguruan tinggi memiliki kapasitas yang sama untuk menjalankan seluruh komponen secara utuh. Oleh karena itu, saat ini kami mendorong implementasi kegiatan pembelajaran yang lebih fleksibel dan disesuaikan dengan kemampuan serta potensi lokal,” ujar Dirjen Khairul.
Dirjen Khairul mencontohkan, di wilayah seperti Kalimantan Selatan yang tidak banyak memiliki perusahaan besar, program implementasi pembelajaran seperti Kampus Merdeka sebelumnya dapat diarahkan ke bentuk magang di pemerintahan, institusi lokal, atau sektor lainnya yang relevan dengan kebutuhan pembangunan di daerah tersebut. Dengan pendekatan ini, program keberdampakan pendidikan tinggi di masyarakat, menjadi lebih inklusif, relevan, dan faktual.
“Kita ingin mendorong perguruan tinggi tidak terpisah dari realitas masyarakat, kampus hadir untuk masyarakat dengan membawa perubahan dan solusi-solusi dari permasalahan yang ada,” ungkap Dirjen Khairul.
Dirjen Dikti menambahkan kampus didorong menjadi tempat pelatihan dan rumah bagi mahasiswa untuk berkembang sebagai agen perubahan, dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai instrumen utamanya. Dengan demikian perguruan tinggi pada gilirannya bermetamorfosisi menjadi house of champion tidak cuma bagi mahasiswa tapi juga bagi masyarakat.
Dalam hal kelembagaan, Pemerintah juga terus mendorong penguatan status Badan Layanan Umum (BLU) bagi Perguruan Tinggi Negeri (PTN), serta perbaikan tata kelola dan pengelolaan keuangan yang lebih adaptif dan akuntabel. Hal ini dipandang sebagai pondasi penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing pendidikan tinggi secara menyeluruh.
Dirjen Khairul menilai LLDikti Wilayah XI dan institusi mitranya, termasuk Universitas Lambung Mangkurat (ULM), dapat menjadi motor dan percontohan bagi kampus yang mengembangkan solusi berbasis potensi daerah.
“Kami melihat perkembangannya dan berharap agar ULM bisa menjadi mitra strategis dan inspirasi bagi kampus lain, serta menjadi rumah yang membentuk generasi emas Indonesia mendatang, bukan generasi cemas,” pungkas Dirjen Khairul.
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
#DiktisaintekBerdampak
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif