Mendiktisaintek dan Gubernur Maluku Utara Bahas Peningkatan SDM dan Pendidikan Tinggi
Jakarta–Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menerima audiensi Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda-Sarbin Sehe dan membahas penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) di Maluku Utara melalui pengembangan pendidikan tinggi, Kamis (20/3).
Pada pertemuan tersebut, Gubernur Sherly menyoroti tantangan biaya hidup tinggi di Ternate, yang menjadi kendala bagi mahasiswa dari daerah lain. Ia mengusulkan pendirian universitas negeri di Sofifi, ibu kota Maluku Utara, untuk memberikan akses lebih luas bagi masyarakat setempat.
“Saat ini Universitas Khairun berada di Ternate, sementara Sofifi yang merupakan ibu kota provinsi belum memiliki universitas negeri. Biaya hidup di Sofifi lebih rendah, dan kami siap menyediakan lahan jika ada dukungan pembangunan gedung,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, Menteri Brian menyarankan agar pengembangan dilakukan dengan memperluas kampus Universitas Khairun ke Sofifi daripada membangun universitas baru. Ia menekankan pentingnya model kampus kelas jauh yang sudah diterapkan di berbagai daerah.
“Lebih baik kita memperkuat dan mengembangkan Universitas Khairun untuk di Sofifi. Kami juga akan mendorong kerja sama dengan industri agar mereka bisa berkontribusi dalam pembangunan gedung perkuliahan,” ungkap Menteri Brian.
Sekretaris Jenderal Kemdiktisaintek, Togar M. Simatupang, turut menambahkan bahwa akses beasiswa menjadi kunci dalam meningkatkan angka partisipasi pendidikan tinggi di Maluku Utara.
“Kami sudah mengusulkan kenaikan anggaran beasiswa dari 200 ribu menjadi 400 ribu penerima secara nasional. Ini penting agar mahasiswa dari daerah seperti Maluku Utara bisa mendapatkan kesempatan lebih besar untuk kuliah,” ujar Menteri Brian.
Sementara itu, Dirjen Dikti Khairul Munadi menekankan bahwa upaya peningkatan pendidikan tinggi tidak hanya bergantung pada faktor ekonomi, tetapi juga pada pola pikir masyarakat.
“Kami sedang bekerja sama dengan BPS untuk memetakan daerah dengan angka partisipasi kasar (APK) terendah. Ini akan menjadi dasar strategi peningkatan akses pendidikan, termasuk melalui program beasiswa dan sosialisasi kesadaran pendidikan,” kata Dirjen Khairul.
Rektor Universitas Khairun, Ridha Ajam menyampaikan bahwa pihaknya telah mempersiapkan lahan di Sofifi untuk pengembangan kampus.
“Kami memiliki 16 hektar tanah di Sofifi dan sudah mendapatkan tiga gedung baru untuk laboratorium farmasi dan kedokteran. Kami siap berkolaborasi dengan pemerintah dan industri untuk mewujudkan pengembangan kampus ini,” jelasnya.
Mendiktisaintek menutup pertemuan dengan menargetkan penyelesaian masterplan pengembangan pendidikan tinggi di Sofifi dalam waktu dekat.
“Kami ingin memastikan bahwa langkah ini dilakukan dengan perencanaan yang matang. Setelah masterplan rampung, kita bisa mengajak industri dan kementerian lain untuk berkontribusi dalam pembangunan ini,” pungkas Menteri Brian.
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif