Indonesia-Jepang Tingkatkan Kualitas Riset di Indonesia
Jakarta-Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, melakukan pertemuan dengan Mitsuo Ochi, President of Hiroshima University, Jepang dalam rangka diskusi mengenai bidang pendidikan dan penelitian, Senin (17/03).
Kedua pihak membahas untuk skema kerja sama strategis antara Indonesia dengan Jepang. Fokus kerja sama ini antara lain kolaborasi beasiswa serta penguatan program riset bersama. Pertemuan tersebut juga menyoroti pengembangan program joint degree dan double degree bagi mahasiswa program Doktor (S3) dan pascasarjana di bidang teknik elektro.
Program ini merupakan bagian dari inisiatif global yang menghubungkan Hiroshima University dengan University of Idaho.
Melalui kerja sama ini, mahasiswa Indonesia akan mendapatkan kesempatan untuk menempuh studi di Hiroshima University dan University of Idaho selama satu hingga dua tahun dengan skema bimbingan bersama (co-supervision).
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menanggung seluruh biaya pendidikan dan riset mahasiswa Indonesia yang terlibat dalam program ini, tanpa biaya tambahan bagi pihak Jepang. Selain itu, diskusi juga mencakup peluang pendanaan tambahan melalui skema beasiswa gabungan yang melibatkan pemerintah dan institusi mitra.
Salah satu aspek utama dari kolaborasi ini adalah pengiriman mahasiswa Indonesia ke Hiroshima University dan University of Idaho. Pada tahun pertama dan kedua mahasiswa akan mengikuti program di Hiroshima University dan pada tahun ketiga dan keempat dilanjutkan di University of Idaho.
“Kami berharap program joint degree dan double degree ini dapat memperkuat kualitas riset di Indonesia sekaligus meningkatkan hubungan bilateral antara kedua negara,” ujar Menteri Brian.
Selain program Doktoral, pembahasan juga mencakup skema kunjungan peneliti yang memungkinkan mahasiswa doktoral untuk menghabiskan satu tahun di kampus mitra dengan sistem bimbingan bersama antara profesor dari kedua institusi.
“Kami ingin memberikan pengalaman penelitian yang berharga bagi mahasiswa dan peneliti kami, sehingga mereka dapat berkontribusi lebih luas dalam komunitas akademik global,” ujar Menteri Brian.
Kerja sama ini juga mencakup skema kunjungan peneliti selama satu hingga dua tahun di berbagai bidang strategis, termasuk kedokteran, semikonduktor, dan ilmu material. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas akademik dan riset nasional.
Humas
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
#DiktisaintekSigapMelayani
#Pentingsaintek
#Kampusberdampak
#Kampustransformatif