close

Kampus Mengajar 7 Resmi Berakhir, Ini Kisah Pengabdian Mahasiswa untuk Negeri

Jakarta, Kemendikbudristek – Mahasiswa peserta Program Kampus Mengajar Angkatan 7 telah menjalani enam belas minggu mengabdi di sekolah penugasan sejak program dilaksanakan pada 19 Februari 2024 lalu. Total, terdapat lebih dari 32.000 mahasiswa yang ditugaskan ke lebih dari 7.000 satuan pendidikan, baik di tingkat SD, SMP, maupun SMK di seluruh Indonesia.

Untuk mengapresiasi kerja keras mahasiswa dan berbagai pihak yang ikut mendukung pelaksanaan Program Kampus Mengajar Angkatan 7, maka digelar acara Penarikan Peserta Kampus Mengajar Angkatan 7 pada Rabu, 26 Juni 2024 secara daring melalui Zoom dan disiarkan langsung di kanal YouTube resmi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Diktiristek). Sementara, masa penugasan mahasiswa telah berakhir sejak 13 Juni 2024 silam. 

Lewat acara Penarikan Peserta Kampus Mengajar Angkatan 7, Plt. Direktur Sekolah Menengah Pertama, I Nyoman Rudi Kurniawan menyatakan, “Indonesia mengalami learning loss yang disebabkan pandemi. Berdasarkan survei PISA tahun 2022 yang dirilis oleh OECD (Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi), Indonesia menempati peringkat 68 dari 81 negara. Skor membaca Indonesia adalah 359, turun 12 poin dari survei terakhir di tahun 2018. Sementara skor matematika berada di angka 366, turun 13 poin dari survei PISA 2018.”

Terkait hal tersebut, I Nyoman Rudi Kurniawan menambahkan bahwa Program Kampus Mengajar dapat menjadi salah satu solusi dalam upaya pemulihan dan transformasi pembelajaran di tingkat pendidikan dasar dan menengah. Mahasiswa dapat menghadirkan ide-ide kreatif dalam rangka meningkatkan literasi dan numerasi peserta didik, serta membawa dampak positif lainnya.

Baca Juga :  Mahasiswa FTEIC ITS Raih Beasiswa Belajar di IEEE AISS Australia

Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Sri Suning Kusumawardani menyampaikan bahwa Program Kampus Mengajar telah diselenggarakan sejak tahun 2020 silam hingga semester awal tahun 2024 ini. Total, ada 112 ribu mahasiswa di seluruh Indonesia yang telah mengikuti Program Kampus Mengajar, memberikan dampak bagi sekolah penugasan, sekaligus memperoleh manfaat positif.

“Selain berdampak bagi sekolah, periode penugasan selama 16 minggu juga telah memberikan pengalaman yang tidak terlupakan bagi mahasiswa peserta Program Kampus Mengajar Angkatan 7. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi, dan juga berkesempatan mengasah soft skills yang nantinya akan berguna setelah lulus,” jelas Sri Suning.

“Selesainya masa penugasan Program Kampus Mengajar Angkatan 7 bukanlah akhir. Sebaliknya, adik-adik mahasiswa diharapkan terus memberikan dampak dan manfaat bagi lingkungan sekitar, tak peduli di mana pun adik-adik berada,” tambah Sri Suning berpesan.

Sementara itu, dalam acara penarikan ini juga dihadirkan gelar wicara untuk mengeksplorasi dampak Program Kampus Mengajar Angkatan 7, beserta juga tantangan dan solusi selama mengikuti program. Pada sesi tersebut, Sri Wahyuningsih yang merupakan Kepala Balai Besar/Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BB/BPMP) Jawa Barat menyebutkan bahwa sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT), mereka telah berkolaborasi dengan Program Kampus Mengajar sejak awal diadakan.

“Tidak hanya sekadar memantau, tetapi ikut menyeleksi sekolah maupun calon mahasiswa untuk penempatan. Untuk Angkatan 6 dan 7, BB/BPMP ini sudah ikut berproses, bagaimana mencari sekolah-sekolah yang tepat didampingi mahasiswa,” jelasnya.

Baca Juga :  Mahasiswa ITS Gagas Eduly, Platform Donasi Kebutuhan Sekolah

Sri Wahyuningsih juga menambahkan bahwa BB/BPMP secara intensif berkomunikasi dengan mahasiswa, Dinas Pendidikan, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), dan sekolah penugasan untuk mengetahui masalah yang terjadi di lapangan, serta jenis mitigasi yang telah dilakukan oleh DPL, sekaligus memberikan penguatan pada mahasiswa.

Testimoni positif juga datang dari Renata Fitriani, mahasiswi alumni Kampus Mengajar Angkatan 7 dari Universitas Pamulang yang menjalani penugasan di Sekolah Menengah Kejuruan Swasta (SMKS) Media Informatika. Menurut Renata, acara Festival Literasi yang digelar untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional disambut antusias oleh peserta didik. Selain itu, Renata dan tim juga melakukan sekitar 20 program kerja seperti pesantren Ramadhan, revitalisasi mading, sosialisasi pencegahan 3 dosa besar pendidikan, hingga pelatihan CV dan LinkedIn karena siswa-siswi SMK akan berfokus mencari pekerjaan setelah lulus.

Penarikan Peserta Kampus Mengajar Angkatan 7 dilanjutkan dengan pemutaran video testimoni dari Kepala Sekolah, DPL, dan siswa-siswi di sekolah penugasan. Kemudian, Renata Fitriani sebagai perwakilan alumni Kampus Mengajar Angkatan 7 memberikan Salam Alumni yang merupakan cerminan inisiatif dan komitmen dalam memajukan kualitas pendidikan Indonesia.

Sebagai penutup, dilakukan pula seremonial penyerahan sertifikat dari Kepala Program Kampus Mengajar dan Pertukaran Mahasiswa Merdeka yaitu Asri Aldila Putri kepada alumni Program Kampus Mengajar Angkatan 7 yang juga diwakili Renata Fitriani.

“Selamat telah purna tugas dari pengabdian, jadikan hari ini sebagai lembar baru untuk melompat lebih tinggi dan merajut kisah lainnya tentang pengabdian kepada bangsa,” tutup Asri Aldila Putri.