Kick Off PMM IV, Rektor Undana Ajak Mahasiswa jadi Inspirator dalam Merajut Keberagaman
KUPANG – Universitas Nusa Cendana (Undana) menyelenggarakan kegiatan Kick Off Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 4. Kegiatan kali ini mengusung tema: Exotic NTT Melalui Toleransi, Pesona Alam, Budaya, Ekonomi Kreatif dan Kerajinan Tangan.
Kegiatan tersebut dibuka Rektor Undana, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc di Auditorium Undana, Rabu 21 Februari 2024.
PIC PMM Undana, Dr. Rolland E. Fanggidae, S.Si., MM menyampaikan terima kasih kepada Rektor Undana karena telah memberi perhatian yang sangat tinggi terhadap kegiatan-kegiatan pertukaran mahasiswa, termasuk PMM.
Dr. Rolland menjelaskan, mahasiswa PMM 4 Undana tahun ini sebanyak 281 orang dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Ia mengatakan, animo pelamar pada PMM 4 Undana sangat tinggi.
“Total mahasiswa yang melamar PMM 4 Undana sebanyak 7.800, namun yang diterima 286, tetapi 5 pelamar akhirnya menyatakan diri mundur, maka Undana hanya menerima 281 orang,” jelas Wakil Dekan I FEB Undana itu.
Selain menerima 281 mahasiswa Inbound, Undana juga mengirim 221 mahasiswa outbound ke sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Sementara itu, berdasakan seleksi dosen Modul Nusantara, Undana mengajukan 35 dosen, namun yang terpilih sebanyak 11 dosen.
Dr. Rolland mengingatkan, selain Modul Nusantara, mahasiswa juga harus fokus ke kegiatan kuliah di dalam kampus guna menjawab 20 SKS.
“Pesan saya, cari waktu yang tepat untuk kegiatan modul Nusantara, karena tugas utama adalah kuliah, jangan sampai lulus Modul Nusantara tapi kuliah tidak lulus, itu bencana bagi kita (semua),” tukasnya.
Sementara itu, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc menyampaikan kebahagiaannya bisa bertemu dengan mahasiswa Inboun PMM 4 Undana. Ia menyampaikan permohonan maaf karena saat penerimaan mahasiswa, Rektor dan beberapa pimpinan tidak berada di tempat, karena sedang mengikuti tugas di luar daerah.
Prof. Maxs menyampaikan, NTT memiliki keberagaan suku, ras, budaya dan bahasa. Hal itu membutuhkan tanggung jawab mahasiswa yang notabene generasi muda untuk menerima perbedaan.
“Di tengah tantangan intoleransi, kita butuh orang muda untuk menjadi mediator dan fasilitator dalam merajut kebersamaan dan persatuan di tengah keberagaman bangsa,” tandas Prof. Maxs Sanam.
Selain itu, NTT juga memiliki iklim dan temperature yang berbeda dengan Indonesia wilayah lain, sehingga mahasiswa perlu menjaga kondisi tubuh dan kesehatan agar dapat menjalankan kegiatan PMM dengan baik.
Ayo KKN bareng dtglah ke kupang tpi sulit terksit. Tapi bersyukur kementerian bawa kbkm walaupun ada kendala tpi pmm ini suatu yg kita syukuri nahwa anak2 bsa tukar.
Menariknya, Rektor juga mengisahkan pengalamannya ketika berhasil mendapatkan beasiswa sewaktu SMA dan belajar di SMA N 6 Solo. Kesempatan tersebut merupakan titik balik baginya untuk belajar keberagaman dan menghargai perbedaan.
Karena itu, ia mengajak mahasiswa agar dapat menghargai perbedaan dengan mengedepankan toleransi dan moderasi agar dapat menjadi cerita tersendiri ketika sudah kembali ke daerah dan kampusnya masing-masing (rfl)