Soroti Teknologi Telekomunikasi, Gubes ITS Kaji Pengolahan Sinyal
Prof Dr Ir Titiek Suryani MT saat memaparkan orasi ilmiahnya yang berjudul Peran Pengolahan Sinyal Komunikasi dalam Perkembangan Teknologi Telekomunikasi Indonesia
Kampus ITS, ITS News – Meningkatnya kebutuhan komunikasi data kecepatan tinggi memacu perkembangan teknologi telekomunikasi. Menyoroti hal tersebut, Guru Besar ke-185 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Dr Ir Titiek Suryani MT mengkaji peran pengolahan sinyal komunikasi dalam perkembangan teknologi telekomunikasi Indonesia.
Titiek mengungkapkan bahwa pengolahan sinyal komunikasi diperlukan untuk membuat sinyal pembawa informasi siap dikirimkan. Dalam pengiriman sinyal tersebut, terdapat dua poin penting, yakni spektrum frekuensi (bandwidth) dan daya. “Kedua hal ini harus dikelola dengan tepat guna menghadapi perkembangan teknologi telekomunikasi,” ungkapnya.
Namun, lanjut Titiek, terdapat tarik ulur dalam pengelolaan kedua sumber daya tersebut. Apabila kebutuhan daya diminimalisasi maka bandwidth akan semakin besar, begitu pula sebaliknya. Hal tersebut menyebabkan komunikasi data kecepatan tinggi rentan mengalami distorsi atau cacat sinyal. “Oleh karena itu, peran pengolahan sinyal komunikasi sangatlah penting guna memadukan daya dan bandwidth,” papar profesor dari Departemen Teknik Elektro ITS ini.
Selain itu, menurut Titiek, banyaknya pengguna ponsel berpotensi untuk pengolahan sinyal komunikasi yang efektif. Ibu satu anak ini menjelaskan, saat ponsel tidak digunakan, terdapat perangkat pemancar dan penerima yang menganggur. Kondisi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memancarkan balik informasi dari pengguna lain yang terdekat. “Teknik ini disebut teknik komunikasi kooperatif,” tutur Titiek dalam orasi ilmiah saat pengukuhannya sebagai profesor.
Dengan teknik tersebut, ponsel-ponsel yang tidak digunakan dapat bekerja sama memancarkan balik informasi dari satu sumber ponsel. Titiek mengatakan bahwa teknik komunikasi kooperatif dapat menanggulangi gangguan yang terjadi pada salah satu jalur sinyal dengan mengalihkan sinyal ke jalur lain. “Hal ini membantu keberlanjutan layanan komunikasi di Indonesia,” jelasnya.
Penelitian Titiek menjadi gerbang untuk menjawab persoalan kebutuhan layanan komunikasi di Indonesia. Ia berharap, meningkatnya efektivitas teknik pengolahan sinyal dapat membawa pemerataan layanan komunikasi yang keberlanjutan di seluruh daerah. “Dengan begitu, perkembangan teknologi yang ada dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bersama,” pungkasnya penuh harap. (HUMAS ITS)