Pimpinan Perguruan Tinggi Mengapresiasi Program PMM yang Memfasilitasi Anak Asli Papua Belajar di Berbagai Kampus Terbaik di Indonesia
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) telah memfasilitasi mobilisasi lebih dari 39.000 mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan selama satu semester di luar kampus almamater. Lebih tepatnya, mereka berkuliah di perguruan tinggi di klaster pulau yang berbeda dari perguruan tinggi asalnya. Melalui mobilisasi ini mahasiswa berkesempatan untuk merasakan suasana akademis yang berbeda, sehingga dapat memperkaya khazanah keilmuan sekaligus meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap keragaman budaya nusantara.
Program yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini telah berlangsung dalam tiga angkatan. PMM Angkatan 1 diikuti oleh 11.464 mahasiswa yang berasal dari 252 perguruan tinggi. Jumlah ini meningkat menjadi 12.617 mahasiswa peserta dari 479 perguruan tinggi pada PMM Angkatan 2, dan 15.286 mahasiswa dari 710 perguruan tinggi pada PMM Angkatan 3 yang tengah berlangsung pada saat ini.
Sejumlah pimpinan perguruan tinggi di Papua mengapresiasi pelaksanaan Program PMM yang telah menghadirkan pengalaman berharga bagi anak asli Papua untuk mengeksplorasi wilayah Indonesia dengan berbagai keunikan yang dimilikinya.
“Saya mendorong mahasiswa untuk mengikuti program ini, karena mereka akan bisa melihat dan merasakan apa yang ada di tempat lain dan itu akan menjadi sesuatu yang berkesan bagi mereka, sesuai dengan slogan PMM ‘Bertukar Sementara Berkesan Selamanya’,” ucap Rektor Universitas Pendidikan Muhammadiyah (Unimuda) Sorong, Rustamadji.
Menurutnya, mahasiswa Papua yang berkesempatan untuk menjalani studi di berbagai kampus terbaik di Pulau Jawa, Sumatera, dan lainnya bisa membawa banyak hal baik yang mereka pelajari selama mengikuti program ini. Di saat yang sama, mereka juga menjadi duta budaya yang mengenalkan nilai-nilai baik dari Papua, agar lebih banyak orang menyadari keindahan budaya Papua.
“Orang Papua itu sangat ramah, dan saya ingin mereka bisa membagikan keramahan itu di tempat lain. Jangan ada lagi pandangan bahwa orang Papua itu keras atau menyeramkan,” imbuhnya
Tanggapan senada juga dilontarkan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua Sorong, Marthen Sagrim. Mahasiswa yang telah mengikuti Program PMM, menurutnya, membawa banyak cerita dan hal-hal positif yang mereka bagikan kepada rekan-rekan di kampus almamater sekembalinya mereka dari kampus penerima PMM. Hal ini pula yang meyakinkan STIKES untuk kembali terlibat dalam pelaksanaan Program PMM Angkatan 3, tidak hanya sebagai Perguruan Tinggi Pengirim, tetapi juga sebagai Perguruan Tinggi Penerima.
“Kami melihat ada hal yang berbeda ketika mereka kembali ke kampus. Ada semangat dan motivasi yang ditularkan ke teman-teman mereka. Saya rasa program ini sangat baik, dan kami merasa sangat terhormat dipercaya menjadi salah satu perguruan tinggi penerima,” ucapnya.
Kemendikbudristek akan kembali menyelenggarakan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) untuk angkatan yang keempat pada tahun 2024 mendatang. Berbeda dari angkatan-angkatan sebelumnya, PMM Angkatan 4 akan diselenggarakan pada semester genap di tahun akademik yang berjalan, dengan kuota peserta yang disediakan mencapai 15.505 peserta untuk memfasilitasi lebih banyak mahasiswa memperoleh manfaat dari kegiatan mobilitas ini.
Pendaftaran bagi mahasiswa telah dibuka hingga awal Desember 2023, sedangkan pelaksanaan programnya akan dimulai pada Januari 2024 mendatang. Pendaftaran dan informasi lain terkait PMM dapat diakses melalui laman pmm.kampusmerdeka.kemdikbud.go.id.